Solusi BNI Agar UMKM Lokal dan Diaspora Naik Kelas
Jakarta, CNBC Indonesia - Literasi keuangan menjadi salah satu tantangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mengembangkan bisnisnya. Minimnya literasi keuangan seringkali menjadi hambatan bagi UMKM untuk naik kelas ataupun menembus pasar ekspor.
Hal ini diungkapkan oleh General Manager BNI London Roekma Hariadji, dalam BNI Global Diaspora Week bersama CNBC Indonesia dengan tema "Beyond Banking, Strategi UMKM Go Global".
Baik UMKM lokal maupun diaspora yang berada di Inggris, menurutnya, membutuhkan pendampingan dan literasi keuangan, terutama terkait transaksi global.
"Kami harus memberikan literasi keuangan, bahwa dalam transaksi global ada trade finance, internasional desk, sehingga informasi global bisnis, transaksi, manajemen risiko, juga kami berikan pada UMKM sehingga mereka mengerti kiat berbisnis secara global," kata Roekma.
Layanan keuangan yang diperkenalkan seperti Letter of credit atau transaksi lainnya yang bersifat cross border. Dengan begitu UMKM di Inggris bisa terhubung dengan usaha tanah air, dan menjadi salah satu langkah pengenalan. Menghubungkan UMKM lokal dengan diaspora pun menurutnya bisa menjadi salah satu upaya peningkatan ekspor UMKM ke Inggris.
"Di Inggris masih perlu memperkenalkan produk UMKM lokal karena masih belum cukup dikenal, jadi bagaimana membantu UMKM yang dibina dan memperkenalkannya melalui ekspor," ujarnya.
Ketika UMKM tersebut mampu melakukan ekspor, dan ingin memperluas pasar. BNI pun melalui cabang-cabangnya di luar negeri pun akan memberikan solusi keuangan terkait permodalan kerdit ekspor, modal kerja, atau kredit investasi.
"Bagi mereka yang memiliki rencana pengembangan usaha, BNI memiliki solusi secara end to end," kata dia.
Saat ini, BNI London juga bersinergi dengan KBRI untuk membawa produk binaan BNI diperkenalkan di Inggris. Pihaknya pun aktif dalam diplomasi ekonomi, dan dengan hubungan baik kedua negara menjadi salah satu peluang besar bagi UMKM.
"Kami ingin menjadi salah satu pilar dari sisi perbankan, kami bekerja sama dengan KBRI dan stakeholder untuk memberikan solusi. Kami ingin berkolaborasi mempelajari apa yg dibutuhkan di pasar, dan memperkenalkan produk UMKM Indonesia ke diaspora sini serta menjadi jembatan ke pasar yang lebih luas," ungkapnya.
Sementara itu, Duta Besar RI Untuk Inggris Merangkap Irlandia dan IMO Desra Percaya mengatakan produk kayu dan kuliner Indonesia sangat populer di Inggris, terutama legal dan sustainable. Kemudian furnitur, handicraft, beauty health spa pun diminati.
Hanya saja, usaha-usaha ini membutuhkan lisensi dan izin yang telah ditetapkan, sehingga bisa diterima secara luas.
"Terkait dengan kepatuhan dan regulasi, juga harus didampingi. Jadi ada pengetahuan terhadap aturan yang menjadi standar yang harus dilewati. Kemudian secara persaingan di sini sangat ketat karena pasarnya terbuka, kalau produknya tidak ada keunikan dan efisien akan sulit berkompetisi di market," jelas Desra.
(rah/rah)