Tambang di Peru Setop Produksi, Harga Tembaga Naik

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 21/04/2022 11:27 WIB
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia menguat pada perdagangan siang hari ini karena keadaan darurat produksi tembaga di Peru.

Pada Kamis (21/4/2022) pukul 11.06 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.233/ton, naik 0,1% dibandingkan dengan posisi kemarin.


Peru akan mengumumkan keadaan darurat di tambang SCCO.N milik Southern Copper Corp karena protes yang dilakukan oleh penduduk sekitar. Protes ini diperkirakan menghentikan 20% produksi tembaga nasional Peru.

Tak hanya SCCO.N, beberapa penduduk di Andes, daerah yang kaya tembaga di Peru, juga melakukan protes ke beberapa tambang termasuk Cuajone, Las Bambas dari MMG dan Glencore.

Tambang Cuajone menangguhkan operasi pada 28 Februari setelah penduduk menutup pasokan air ke tambang, menuntut kompensasi finansial dan bagian dari keuntungan di masa depan.

Sementara itu tambang di Las Bambas berhenti pada hari Rabu setelah penduduk Fuerabamba memasuki tambang dan mendirikan kemah di dalamnya.

MMG mengatakan anggota komunitas Fuerabamba telah memasuki Las Bambas pada 14 April untuk memprotes dugaan kegagalan perusahaan untuk mematuhi komitmen investasi sosialnya, tuduhan yang ditolak MMG. Anggota komunitas Huancuire juga bergabung dalam protes.

"Minggu lalu, 130 orang dari komunitas Fuerabamba menyerbu Las Bambas," kata Jacob kepada wartawan pada hari sebelumnya.

"Invasi ini telah menyebabkan penangguhan operasi," tambahnya.

Adanya kendala produksi di tambang Cuajone dan Las Bambas akan membuat pasokan tembaga dunia bisa tersendat. Pasalnya, Peru adalah produsen tembaga nomor dua di dunia.

Peru memproduksi 2,3 juta ton tembaga pada tahun 2021, menurut statistik pemerintah. Las Bambas memproduksi hampir 300.000 ton sementara Cuajone memproduksi 170.000 ton, dengan total 20% dari produksi tembaga nasional.


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan