Khawatir Omicron, Harga Tembaga Drop 2% dalam Seminggu!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 December 2021 14:19
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga jatuh ke level terendah satu minggu. Tertekan Omicron yang menelan korban meninggal dan dolar yang tinggi.

Pada Selasa (14/12/2021) pukul 13:00 WIB harga tembaga tercatat US$ 9.450/ton, turun 0,03% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

TembagaFoto: Investing.com
Tembaga

Inggris mencatat satu korban kematian akibat varian baru Omicron. Ini jadi kematian pertama yang dikonfirmasi di dunia. Kabar ini disampaikan Perdana Menteri Boris Johnson, Senin (13/12/2021).

"Sayangnya setidaknya satu pasien kini telah dipastikan meninggal dengan Omicron," kata Johnson kepada wartawan di pusat vaksinasi di London, dikutip dariReuters.

Sementara itu di China mendeteksi kasus pertama varian Omicron di kota pelabuhan Tianjin. Provinsi manufaktur besar Tiongkok, Zhejiang, sedang berjuang melawan klaster COVID-19 (Corona Disease 2019) pertamanya tahun ini. Akibatnya lusinan perusahaan menangguhkan produksi karena pengetatan pembatasan COVID-19.

Posisi China sebagai konsumen utama menekan laju harga tembaga. Penyebaran Omicron yang lebih luas menimbulkan ketidakpastian terhadap pemulihan ekonomi dunia, sehingga investor lebih berhati-hati.

Perhatian juga tertuju pada pertemuan kebijakan moneter (FOMC) 14-15 November. Para investor tampak enggan mengambil risiko dan lebih memilih untuk menunggu.

Pertemuan tersebut diperkirakan akan membahas keputusan The Fed mengenai percepatan tapering. Investor juga akan memperhatikan komentar The Fed mengenai inflasi dan suku bunga.

Dolar pun menguat dan membuat tembaga yang diperdagangkan dengan greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular