
Yen Tumbang, Harga Karet Melayang

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia menguat pada perdagangan hari ini didorong oleh pelemahan mata uang yen Jepang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai posisi terendah sejak 20 tahun lalu. Ditambah pasokan yang ketat dari Thailand
Pada Selasa (19/4/2022) harga karet berjangka Jepang ditutup di JPY 265/kg, melejit 1,15% dibandingkan posisi kemarin.
Pada pukul 15:30 WIB, yen melemah 0,13% melawan dolar AS di 128.40/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Yen Jepang mencapai level sejak 2002 terhadap dolar AS.
Mata uang yen yang lebih rendah dibanding dolar AS membuat aset yang dibanderol mata uang Jepang tersebut cenderung murah saat dibeli dalam mata uang lain.
Hujan deras di banyak bagian Thailand membatasi pasokan bahan baku, yang mendukung harga karet berjangka Jepang, kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura.
Kondisi di Thailand membuat pasokan karet dunia terancam turun. Sebab Thailand adalah produsen terbesar di dunia dengan produksi 4,37 juta ton karet alam pada tahun 2020, berdasarkan data Statista.
Di sisi permintaan, Tesla telah memanggil para pekerja ke pabriknya untuk mempersiapkan pembukaan kembali pada hari Selasa. SAIC Motor , mitra Volkswagen dan General Motors dari China, mengatakan akan mulai menguji coba rencana membuka kembali produksinya pada hari Senin.
Industri mobil adalah konsumen utama karet untuk pembuatan ban. Sehingga, saat produksi mobil berjalan harapannya permintaan karet akan meningkat. Terutama dari China yang merupakan konsumen terbesar di dunia.
China memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan harga karet dunia. Itu karena negeri panda tersebut merupakan konsumen karet terbesar di dunia dengan menyerap 4,7 juta metrik ton, mengacu data Statista.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minyak Bangkit dari Kubur, Harga Karet Meluncur!