
Xi Jinping Sukses Bikin Harga Batu Bara Berhenti Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara tidak bergerak pada perdagangan Senin (18/4/2022) setelah pekan sebelumnya melambung hampir 7%. Kemarin, harga batu bara kontrak Mei ditutup pada level US$ 320,1 per ton. Sama persis dibandingkan penutupan pada perdagangan pekan lalu.
Padahal, harga batu bara sempat melambung pada perdagangan Senin-Selasa (12-13 April 2022). Harga batu bara juga kembali menyentuh level US$ 300 per ton sejak Selasa (12/4/2022) setelah nyaris sebulan ada di bawah level US$ 300 per ton.
Secara keseluruhan, harga batu bara masih naik 0,74% point to point dalam sepekan. Dalam sebulan, harga batu bara melonjak 33,4% dan melesat 249,5% dalam setahun.
Tidak bergeraknya harga batu bara terjadi di tengah kondisi saling bertolak belakang. Di satu sisi, permintaan harga batu bara masih tinggi karena negara-negara Uni Eropa tengah mencari pemasok baru untuk menggantikan Rusia. Negara lain seperti Jepang juga masih mencari tambahan pasokan batu bara setelah memutuskan untuk melarang impor batu bara dari Rusia.
Sementara itu, di sisi lain, pasokan mulai meningkat dan mengalir ke negara-negara yang membutuhkan. Mengutip Reuters, produksi batu bara China menembus 395,79 juta ton di Maret tahun ini. Jumlah tersebut naik 14,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Rata-rata produksi batu bara harian China mencapai 12,77 juta ton di Maret 2022, lebih tinggi dibandingkan Maret 2021 yakni 10,99 juta ton. Produksi harian di China di Maret juga lebih tinggi dibandingkan Januari-Februari yang tercatat 11,64 juta ton.
Dengan demikian, target pemerintahan Presiden Xi Jinping untuk meningkatkan produksi harian batu bara China sebanyak 12 juta ton tercapai di Maret. Secara keseluruhan, China memproduksi batu bara sebanyak 1,08 miliar ton pada kuartal I tahun ini, naik 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebaliknya, konsumsi batu bara pada utilitas mereka turun 12% (year on year/YoY) karena kebijakan lockdown di sejumlah wilayah.
Peningkatan produksi sementara di sisi lain ada penurunan konsumsi di China diharapkan mampu mengurangi tekanan terhadap harga batu bara di pasar internasional mengingat China adalah konsumen batu bara nomor satu dunia. China mengimpor batu bara sebanyak 51,81 juta ton pada kuartal I-2022, turun 24,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pasokan batu bara global juga diperkirakan membaik karena Rusia diperkirakan akan menjual batu bara mereka dengan harga murah. Merujuk Data Badan Energi Internasional (IEA), pada 2020 perdagangan global batu bara thermal mencapai 978 juta ton.
Indonesia adalah eksportir terbesar untuk thermal batu bara dengan kontribusi hingga 40%. Australia ada di posisi kedua dengan porsi 20%, disusul kemudian dengan Rusia ( 18%), Afrika Selatan (8%), Kolombia (5%), dan Amerika Serikat (2,5%).
Metalbulletin melaporkan India dan China kemungkinan akan tetap membeli batu bara dari Rusia meskipun banyak negara lain memilih untuk menghentikan impor dari Rusia sebagai bentuk protes.
Pengiriman batu bara dari Indonesia ke negara-negara Eropa juga sudah meningkat sehingga pasokan global semakin bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengiriman batu bara Indonesia ke Belanda, Italia, dan Jerman mengalami peningkatan di Maret. BPS menyebutkan Belanda kini menjadi tujuan ekspor nomor tujuh bagi batu bara Indonesia sementara Italia nomor 15 dan Jerman ada di urutan ke-19.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menyebut perusahaan juga memperoleh pesanan batu bara dari Eropa. Adaro sudah mengirim 300 ribu ton batu bara ke Eropa dengan menggunakan 2-3 kapal. Jumlah tersebut tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah ke depannya.
Chief Financial Officer (CFO) Adaro Lie Luckman mengakui pihaknya memang mendapatkan tambahan pesanan batu bara dari Eropa. Namun demikian pihaknya masih fokus pada pasar di Asia.
"Dengan adanya konstelasi antara Rusia dan Ukraina, mulai ada permintaan dari Eropa, tapi memang pasar kita kan Asia. Jadi, kita fokus untuk memenuhi customer kita yang sudah ambil batu bara kita," tuturnya dalam diskusi dengan media, Senin (18/04/2022).
Euracoal mencatat total pasokan batu bara energi tinggi di Uni Eropa mencapai 146 juta ton di 2020, 57 juta ton diproduksi sendiri sementara 89 juta diimpor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
