
Terima Kasih Jepang dan India, Harga Batu Bara Bisa Naik 6%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara naik menyusul kabar baik dari pertemuan kelompok negara kaya G-7 dan kabar gembira dari India. Pada perdagangan Senin (22/5/2023), harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 163,4 per ton. Harganya naik 2,54%.
Penguatan ini memperpanjang tren positif pasir hitam yang juga menguat pada Jumat pekan lalu. Dalam dua hari terakhir, harga batu bara sudah melonjak 6,1%.
Harga batu bara kembali naik setelah dihujani sentimen positif dari pertemuan G-7 dan kabar dari India.
Kelompok G-7 gagal mencapai kesepakatan untuk menentukan langkah yang tegas dalam mengurangi energi fosil ke depan. Sebagian besar anggota G-7 menginginkan agar penggunaan energi fosil segera dihapus.
Namun, Jerman dan Jepang menilai langkah tersebut kurang adil karena bagaimanapun sumber energi fosil masih diperlukan.
Jepang masih berkomitmen untuk menggunakan batu bara sementara Jerman lebih kepada gas.
Ketidaksepakatan ini bisa membuat upaya kelompok G-7 untuk menekan pemanasan global bisa terganggu. Di sisi lain, ini menjadi kabar baik bagi batu bara.
Jepang merupakan negara yang paling menentang penghapusan penggunaan batu bara.
Keengganan Jepang untuk menghapus penggunaan batu bara dalam jangka pendek bisa membuat harga batu bara naik. Pasalnya, permintaan dari Negeri Sakura masih akan tetap ada.
Seperti diketahui, Jepang merupakan importir terbesar batu bara ketiga di dunia setelah China dan India. Jepang juga menjadi salah satu pasar terbesar bagi batu bara Indonesia.
Pada Januari-April, ekspor batu bara Indonesia ke Jepang mencapai 8,53 juta ton dengan nilai US$ 2,2 miliar.
Harga batu bara juga naik karena ditopang kabar positif dari India.
Kebutuhan listrik di India diperkirakan akan mencapai puncak pada Juni tahun ini hingga menembus 229 giga watt (GW). Naik dibandingkan Juni pada tahun sebelumnya menjadi 215GW.
India sebenarnya sudah menaikkan produksi batu bara pada tahun ini tetapi tidak cukup menutupi kebutuhan. Produksi batu bara mencapai 893,08 juta ton pada 2022/2023. Melonjak 22,6% dibandingkan lima tahun lalu.
Produksi batu bara diproyeksi naik 1,012 miliar ton pada 2023/2024.
Impor batu bara kokas turun 1,9% (year on year/yoy) menjadi 56,1 juta ton pada tahun fiskal 2022/2023. Namun, impor batu bara kokas diprediksi naik sejalan dengan meningkatnya industri baja.
Impor diproyeksi akan meningkat karena konsumsi listrik diproyeksi melonjak dua kali lipat pada beberapa bulan ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
