
Batu Bara, CPO, Besi-Baja, Indonesia Berterima Kasih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan barang Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar US$ 4,53 miliar. Ini melanjutkan kinerja positif neraca dagang selama 2 tahun terakhir.
"Neraca perdagangan di Maret ini, Indonesia masih surplus. Dari catatan kami ini adalah surplus secara beruntun untuk 23 bulan terakhir," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, Senin (18/4/2022).
Adapun surplus ini disebabkan oleh kinerja ekspor yang tumbuh lebih tinggi sebesar 44,36% (yoy) dibandingkan impor yang tumbuh 30,85% (yoy).
Menurut Margo, komoditas utama penyumbang surplus dagang selama Maret 2022 adalah berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati serta besi dan baja.
"Itu adalah tiga komoditi non migas yang memberikan andil surplus di Maret 2022," kata dia.
Selain itu, komoditas lainnya yang juga menjadi penyumbang surplus neraca dagang adalah meningkatnya harga komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional. Ini menyebabkan, nilai ekspor tercatat tinggi sepanjang bulan lalu.
Misalnya, batu bara yang harganya naik 49,91% menjadi US$ 294,4 di Maret 2022. Begitu juga dengan ICP yang hanya naik 18,58% menjadi US$ 113,5 per barel serta CPO naik 16,72% menjadi US5 1.777 dibandingkan Februari 2022.
Secara rinci, ekspor ekspor yang meningkat pesat adalah bahan bakar mineral sebesar 54,45%, kemudian besi dan baja 37,15%. Sedangkan ekspor migas yang meningkat juga ada minyak mentah 48,59% dan hasil minyak naik 40,57%.
Jika dirinci menurut sektornya, ekspor Indonesia baik secara month to month (mtm) maupun years on years meningkat tajam. Peningkatan terbesar ada di produk pertambangan dan lainnya sebesar 143,91% (yoy).
"Pertambangan dan lainnya, meningkat dikarenakan komoditas lignit dan bijih logam," pungkasnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Tahun Sumbang Devisa, Kini 3 Komoditas Andalan RI Lesu