Pasokan Makin Ketat, Harga Tembaga Menguat

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
18 April 2022 13:25
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan tembaga dunia pada tahun ini diperkirakan defisit, mendorong harga tembaga naik pada perdagangan jelang siang hari ini.

Pada Senin (18/4/2022) pukul 11.30 WIB harga tembaga tercatat US$ 10.332/ton, naik 0,32% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.

Komisi Tembaga Cile (Cochilco) memprediksi pasar tembaga dunia pada tahun 2022 akan defisit sebesar 104.000 ton. Sementara pada tahun 2023, pasar tembaga akan pulih dan mengalami surplus pasokan sebesar 329.000 ton.

Koordinator pasar pertambangan Cochilco Victor Garay menyebutkan ada beberapa faktor penyebab pasar tembaga dunia defisit. Antara lain beberapa proyek investasi yang tertunda, operasional yang terganggu, dan masalah air serta kadar bijih yang rendah.

Sementara itu, Goldman Sachs menganggap tembaga bisa "berjalan menuju kehabisan persediaan tembaga". Bank investasi tersebut memperkirakan pasokan tembaga olahan akan mengalami defisit sebesar 375.000 ton tahun ini, dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.

"Kami percaya investor tetap puas dengan risiko pasokan tembaga Rusia, karena mereka tidak segera atau setajam (naik) yang terlihat di pasar biji-bijian atau energi, atau bahkan aluminium," tulis analis Goldman Sachs Nick Snowdon dalam sebuah laporan.

Ahli strategi komoditas ANZ mengatakan penyebaran Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) di China memberikan dampak tidak signifikan terhadap permintaan tembaga. Namun, dengan pasokan yang ketat akan menguras persediaan dalam jangka menengah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular