Covid di China Gak Ngaruh! Harga Tembaga Terus Melaju

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 April 2022 13:03
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga terpantau menguat pada perdagangan siang hari ini didorong oleh permintaan yang stabil di China. Sementara kendala pasokan diperkirakan akan terjadi dalam jangka menengah.

Pada Kamis (14/4/2022) pukul 12:30 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.372/ton, naik 0,71% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Ahli strategi komoditas ANZ mengatakan penyebaran Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) di China memberikan dampak tidak signifikan terhadap permintaan tembaga. Namun, dengan pasokan yang ketat akan menguras persediaan dalam jangka menengah.

"Indikator Permintaan tembaga kami menunjukkan konsumsi bertahan dengan baik, didorong oleh peningkatan di sektor listrik," kata mereka.

"Ini dalam dorongan pertumbuhan yang lebih baik di China, karena pemerintah berupaya mendukung kegiatan ekonomi."

Goldman Sachs menganggap tembaga bisa "berjalan menuju kehabisan persediaan tembaga".Bank investasi tersebut memperkirakan pasokan tembaga olahan akan mengalami defisit sebesar 375.000 ton tahun ini, dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.

"Kami percaya investor tetap puas dengan risiko pasokan tembaga Rusia, karena mereka tidak segera atau setajam(naik)yang terlihat di pasar biji-bijian atau energi, atau bahkan aluminium," tulis analis Goldman Sachs Nick Snowdon dalam sebuah laporan.

Sementara itu, tambang Peri Suthern Copper Corp tetap ditutup setelah enam minggu menghentikan produksi akibat konflik dengan para pengunjuk rasa. Hal ini dapat semakin menekan krisis pasokan tembaga dunia.

Per 13 April, persediaan tembaga yang dipantau oleh bursa logam London (LME) tercatat 107.000 ton. Jika dibandingkan dengan bulan Agustus (puncak persediaan 2021) maka persediaan tembaga sudah turun 59% point-to-point (ptp).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular