Produksi Mobil Tesla di China Mandek, Harga Karet Melorot
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia melemah pada perdagangan jelang siang hari ini. Penjualan dan produksi mobil di China yang merosot akibat pembatasan dalam upaya Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) jadi penyebab.
Pada Rabu (13/4/2022) pukul 10:45 WIB harga karet berjangka Jepang tercatat JPY 261,8/kg, turun 0,38% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Penjualan mobil China pada bulan Maret anjlok karena kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Pada 12 April, China melaporkan 1.513 kasus harian baru, naik dari hari sebelumnya 1.272 kasus. Total kasus Covid-19 terkonfirmasi sebesar 168.362 kasus.
Penjualan di pasar mobil terbesar dunia turun 11,7% pada Maret dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) menjadi 2,23 juta kendaraan.
"Situasi pandemi baru-baru ini cukup parah sehingga angka pada bulan Maret tidak terlalu bagus, dan kami saat ini tidak melihat banyak perbaikan pada bulan April," kata Chen Shihua, wakil sekretaris jenderal asosiasi.
Sementara itu, Tesla telah menangguhkan produksi mobil di Shanghai sejak 28 Maret. Pada bulan Maret, Tesla memproduksi 55.462 unit mobil. Jumlah ini hanya lebih banyak 154 unti dibandingkan bulan Februari yang hari produksinya terpotong akibat libur Imlek. Sebagai perbandingan, produksi Tesla pada Januari mencapai 68.117 unit.
Volkswagen juga menghentikan operasinya pada bulan April. Kemudian pabrikan mobil listrik Nio menyusul menangguhkan produksi karena gangguan pasokan.
Permintaan yang turun serta produksi yang mandek berpotensi membuat permintaan karet ikut tergerus. Sebab industri otomotif adalah konsumen terbesar karet. Apalagi hal ini terjadi di China yang notabene merupakan importir terbesar dunia.
China adalah konsumen karet terbesar di dunia dengan menyerap 4,7 juta ton komoditas tersebut pada tahun lalu, mengacu data Statista.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)