Pasca Melemah 2 Hari, Rupiah Akhirnya Juara di Eropa!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Jumat, 08/04/2022 13:52 WIB
Foto: Pounds (REUTERS/Sukree Sukplang)

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah berjaya terhadap euro, poundsterling, dan dolar franc swiss pada perdagangan Jumat (8/4/2022) menghentikan pelemahannya selama dua hari beruntun di Benua Biru. Sentimen kurang baik masih berhembus di zona Eropa dan Inggris.

Melansir Refinitiv, pukul 11:20 WIB, euro melemah terhadap rupiah sebanyak 0,20% di Rp 15.587,39 dan poundsterling terkoreksi terhadap rupiah 0,08% di Rp 18.754,55.

Hal serupa terjadi pada Mata Uang Tanah Air menguat terhadap dolar franc swiss sebesar 0,09% ke Rp 15.351,80/CHF.


Jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa risiko resesi di kawasan Eropa meningkat, dengan tingkat inflasi terlihat memanas untuk sisa tahun 2022 dan bank sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan meningkatkan suku bunga acuannya pada akhir tahun.

Faktor-faktor seperti angka inflasi mencapai rekor tertinggi pada Maret di 7,5%, perang di Ukraina masih berlanjut, pengangguran pada rekor terendah, dan hampir semua bank sentral di dunia berencana untuk memperketat kebijakan moneternya, tampaknya membuat ECB akan mengakhiri pembelian asetnya tahun ini dan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.

Sebanyak 41 dari total 53 responden dalam jajak pendapat Reuters 1-6 April memperkirakan suku bunga acuan akan naik dari rekor terendahnya di tahun ini, di mana sebanyak 31 responden memperkirakan kenaikan suku bunga acuan akan terjadi pada kuartal keempat, dan 10 responden mengatakan kenaikan suku bunga acuan akan terjadi pada Juni hingga September.

"Ada risiko dampak ekonomi dari perang bisa lebih buruk dari yang diperkirakan. Resesi tetap merupakan kemungkinan yang berarti, sekitar 30-40% peluang di beberapa titik di tahun depan,"kata Gordon Scott, Analis RBC dikutip dari Reuters.

Sementara itu, di zona Inggris, perusahaan-perusahaan di Inggris telah merekrut pekerja tetap di level terendah pada Maret jika dibandingkan bulan yang sama dengan tahun lalu, meskipun telah menaikkan gaji awal dengan jumlah besar.

Konfederasi Perekrutan dan Ketenagakerjaan (REC) mengatakan gaji awal untuk karyawan tetap mengalami peningkatan terbesar sejak 24 tahun lalu. Tarif per jam untuk staf juga naik.

"Kami dapat dengan jelas melihat bahwa kekurangan tenaga kerja, mendorong inflasi dalam angka-angka terbaru ini," kata kepala eksekutif REC Neil Carberry.

Tingkat pengangguran Inggris turun menjadi di 3,9%, terendah sejak sebelum pandemi, sementara jumlah lowongan pekerjaan dalam tiga bulan hingga Februari naik ke rekor 1,318 juta, menurut data Kantor Nasional Statistik Inggris.

Pertumbuhan upah tahunan tidak termasuk bonus, berada di level 3,8% di Januari, di atas tingkat pra-COVID tetapi jauh di bawah laju inflasi harga konsumen, yang diperkirakan pemerintah akan mencapai puncaknya pada 8,7% akhir tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Peternak: Atasi Masalah Broker - Harga Ayam, RI Bisa Nyontek Thailand