Fed Effect Terasa Sampai Harga Tembaga!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 07/04/2022 11:34 WIB
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga terseret rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang lebih agresif.

Pada Kamis (7/4/2022) pukul 11:07 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.275/ton, turun 0,29% dibandingkan posisi kemarin.


The Fed telah merilis risalah hasil pertemuan 15-16 Maret lalu membuat indeks dolar AS (DXY) melambung ke level tertinggi 2 tahun. Saat ini DXY berada di 99,57. Tingginya dolar membuat logam yang dibanderol dengan greenback lebih mahal ketimbang mata uang lainnya.

Bank sentral Negeri Paman Sam itu juga sepakat mengurangi neraca keuangan sebesar US$ 95 miliar per bulan. Selain itu, The Fed juga mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan berikutnya. Hal ini berarti The Fed all out bertempur dengan inflasi.

Banyak peserta rapat mencatat bahwa-dengan inflasi di atas target Komite (Pasar Terbuka Federal/FOMC), risiko inflasi masih meninggi, dan Fed Funds Rate di bawah estimasi peserta pasar dalam jangka panjang-mereka condong pada kenaikan sebesar 50 basis poin di rentang waktu yang ditargetkan.

Pada bulan lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga pertama kali sejak tiga tahun lalu ke 0,25-0,5%, mengakhiri tren suku bunga murah. Proyeksi bahwa suku bunga akan berakhir di 1,75-2% pada akhir tahun ini. Hal ini merupakan respons terhadap inflasi yang sudah terlampau panas di Negeri Adikuasa.

Akan tetapi pasar memandang The Fed akan lebih agresif dalam mendinginkan inflasi AS yang mencapai 7,9%. Harapannya The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin pada Mei, Juni, dan Juli untuk membawa suku bunga menjadi 2,5-2,75% pada akhir tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siasat Bisnis Es Krim Laris Manis Saat Ekonomi Bergejolak