Terungkap! Banyak yang Cari Batu Bara, Tapi RI Tak Bisa Sedia

Maesaroh & Maesaroh, CNBC Indonesia
05 April 2022 12:58
Bongkar Muat Batu Bara
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Berdasarkan data Kementerian ESDM dan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor batu bara Indonesia terus mengalami kenaikan tajam. Dalam rentang waktu 2016-2020, ekspor meningkat dari 331,13 juta ton menjadi 405,05 juta ton pada tahun 2020. Pada tahun lalu, ekspor diperkirakan mencapai 435 juta ton.

Ekspor batu bara Indonesia sebagian besar dikirim ke negara Asia seperti China, India, Jepang, Malaysia, Filipina, Korea selatan. Taiwan, Vietnam, Thailand, hingga Hong Kong.


Dileep Srivastava, direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, mengatakan tidak mudah bagi produsen batu bara Indonesia untuk memenuhi pasokan yang ditinggalkan Rusia.

"Untuk saat ini, Indonesia kurang mampu maju (menggantikan posisi Rusia) dan memenuhi permintaan baru," tutur Dileep, kepada CNBC Indonesia.

Dia menambahkan peningkatan produksi batu bara Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti cuaca. Curah hujan yang tinggi dan fenomena La Nina telah berdampak besar terhadap produksi batu bara di Indonesia sejak Desember tahun lalu.


"Kondisi ini berdampak terhadap produksi batu bara satu hingga dua bulan setelahnya (Desember)," tutur Dileep kepada CNBC Indonesia.

Sebagai catatan, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan puncak La Nina terjadi pada Januari-Februari yang mengakibatkan peningkatan curah hujan dari 20-70% di atas normal. "Produsen juga memprioritaskan DMO dibandingkan ekspor sehingga ada penurunan di ekspor," imbuhnya.

Dalam ketentuan DMO, pengusaha wajib menjual batubara ke PLN sebesar 25% dari total produksi dengan harga US$ 70 per metrik ton. Kewajiban DMO dan larangan ekspor batu bara di Januari membuat ekspor batu bara Indonesia jeblok. 

Sampai Januari 2022 ini, produksi batu bara mencapai 34 juta ton atau 5% dari rencana produksi 663 juta ton. Sementara realisasi batu bara DMO mencapai 13 juta ton.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan turunnya volume ekspor batu bara pada Januari 2022 sebesar 61,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/ yoy). Mengutip data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Selasa (15/02/2022), ekspor batu bara pada Januari 2022 baru tercatat sebesar 4,76 juta ton dari total produksi sekitar 35,33 juta ton.

Dileep menambahkan keengganan institusi asing dan bank memberikan pinjaman ke produsen batu bara juga membuat mereka tidak mampu meningkatkan produksi dengan cepat. "Sektor batu bara tidak mampu meningkatkan kapasitas produksinya dengan cepat karena keengganan bank mendanai sektor tersebut sehingga selisih antara permintaan dan pasokan makin melebar,"ujarnya.

Senada, Sjahrir juga mengatakan produsen batu bara memiliki keterbatasan akses pembiayaan karena kebijakan kini banyak difokuskan ke energi hijau. Dileep menambahkan China dan India kemungkinan bisa meningkatkan produksi dalam waktu cepat untuk menggantikan Rusia. Namun, pasokan dari kedua negara kemungkinan tetap terhambat dalam jangka menengah.

"Kondisi inilah yang membuat harga batu bara thermal bisa tetap tinggi sepanjang tahun ini," ujar Dileep.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular