Jeda Siang, Rupiah Naik Tipis Lawan Dolar AS yang Lesu

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Senin, 04/04/2022 12:25 WIB
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan pasar hari ini, Senin (4/4/2022). 

Dolar AS terpantau melemah di pasar spot, meskipun pekan lalu telah dirilis data ekonomi yang optimis. Namun, tampaknya belum dapat membuat si greenback berjaya.

Melansir data Refinitiv, US$ 1 setara dengan Rp 14.350/US$, atau lebih tinggi dari posisi di hari sebelumnya sebanyak 0,1%. Kemudian, rupiah terpangkas penguatannya menjadi 0,03% di Rp 14.360/US$ dan tertahan hingga pukul 11:00 WIB.


Pada pukul 11:00 WIB, terpantau dolar AS melemah sebanyak 0,05% di 98,582 terhadap 6 mata uang dunia. Wajar saja, jika Mata Uang Ibu Pertiwi dapat menguat terhadap dolar AS. 

Dari sisi fundamentalnya, pekan lalu telah dirilis data ekonomi AS yang optimis. Salah satunya, angka pengangguran yang menurun di bulan Maret dari 3,8% ke 3,6% yang cukup membuat analis bertaruh bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memperkuat tekadnya untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif.

Analis Senior BMO Capital Markets Toronton Sal Guatieri mengatakan bahwa bisnis di AS masih tumbuh karena angka perekrutan pekerja yang tinggi, meskipun ada kekhawatiran tentang inflasi dan perang Rusia-Ukraina. Menurutnya, hal tersebut mengindikasikan hal baik untuk perekonomian.

Meskipun, beberapa analis mengatakan bahwa pasar tenaga kerja yang semakin kuat dan kenaikan upah terus berlanjut, akan meningkatkan potensi inflasi naik ke level yang lebih tinggi.

Namun, Presiden AS Joe Biden menyambut baik laporan tersebut, menurutnya bahwa banyak orang yang bekerja dapat membantu mengurangi tekanan pada rantai pasokan.

"Itu kabar baik untuk memerangi inflasi dan kabar baik untuk perekonomian kita. Artinya, ekonomi kita berubah dari membaik menjadi bergerak," tuturnya dikutip dari Reuters.

Pada pekan ini, investor akan disajikan rilis data ekonomi dari Departemen Perdagangan mengenai neraca perdagangan bulan Februari.

Para analis Reuters memprediksikan neraca perdagangan AS akan mereda jika dibandingkan dengan bulan Januari yang sempat mencapai rekor tertinggi bulanan sebesar US$ 89,7 miliar. Neraca perdagangan AS diprediksi akan menurun menjadi US$ 87,6 miliar.

Selain itu, risalah pertemuan The Fed bulan lalu juga dijadwalkan akan dirilis pada Kamis waktu Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS