Aktivitas Pabrik China Melambat, Harga Tembaga Melemah

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 31/03/2022 12:35 WIB
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia turun pada perdagangan siang hari ini terpukul oleh kekhawatiran menurunnya permintaan dari konsumen utama, China.

Pada Kamis (31/3/2022) pukul 11.20 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.321,5/ton, melemah 0,44% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Aktivitas manufaktur dan jasa di China mengalami kontraksi pada bulan Maret karena ekonomi menghadapi tekanan dari kontrol penyebaran Covid-19 yang ketat. Ini merupakan pertama kalinya terjadi kontraksi sejak Februari 2020.


Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur China pada bulan Maret turun menjadi 49,5 dari 50,2 di Februari. Sementara PMI jasa turun ke 48,4 dari 51,6, kata Biro Statistik Nasional (NBS).

Ke depan, aktivitas manufaktur dan jasa berisiko melambat tajam karena kebijakan 0 Covid-19 yang dianut China membuat pihak berwenang membatasi produksi dan mobilitas di banyak kota. Termasuk Shanghai dan Shenzhen.

"Baru-baru ini, kelompok wabah epidemi telah terjadi di banyak tempat di China, dan ditambah dengan peningkatan yang signifikan dalam ketidakstabilan geopolitik global, produksi dan operasi perusahaan China telah terpengaruh," kata Zhao Qinghe, ahli statistik senior NBS.

Para pelaku pasar khawatir aktivitas PMI yang melemah akan berdampak terhadap permintaan logam China, termasuk tembaga. Maklum, China adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54% dari total volume konsumsi dunia, melansir data Statista. Sehingga permintaan dari China yang turun bisa memberi pengaruh negatif terhadap harga tembaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi