Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS, Dow Futures Kompak Menguat

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Selasa, 29/03/2022 18:08 WIB
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa (29/3/2022), di mana investor menunggu rilis data ekonomi utama.

Kontrak futures indeks Dow Jones naik 139 poin atau 0,4%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq yang menguat masing-masing sebesar 0,5% dan 0,6%.


Data keyakinan konsumen dan data harga rumah akan dirilis hari ini, disusul oleh laporan pekerjaan bulanan hari Jumat (1/4).

Analis memperkirakan bahwa angka pekerjaan baru bertambah di bulan Maret sebesar 460.000 dan tingkat pengangguran turun menjadi 3,7%, jika mengacu kepada riset Dow Jones.

Investor masih mengamati perang yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, di mana diskusi damai sedang berlangsung di Turki. Kedua belah pihak mengatakan mereka belum mencapai kesepakatan.

Menjelang negosiasi, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa "tidak ada yang disepakati kecuali semuanya disepakati".

Sementara itu, Inggris memperingatkan bahwa pasukan Rusia masih menimbulkan ancaman signifikan bagi ibu kota Ukraina, Kyiv, di mana Rusia sedang mengatur ulang pasukannya.

Di pasar reguler kemarin, indeks Dow Jones naik 94,65 poin atau 0,27%. Indeks S&P 500 tumbuh 0,7% dan Nasdaq melesat 1,31%.

Pergerakan tersebut dipicu oleh reli emiten teknologi di pasar reguler yang dipimpin oleh saham Tesla yang melonjak 8%, di tengah berita untuk membagikan dividen kepada investor.

"Saya pikir, siapa pun harus terkesan dengan ketahanan pasar. Apakah Anda ingin berinvestasi dalam obligasi ketika Anda tahu bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga atau Anda ingin berinvestasi dalam ekuitas, di mana Anda bisa mendapatkan beberapa jenis pengembalian dividen. Pilihan lainnya, Anda bisa mendapatkan pertumbuhan pendapatan sesungguhnya dan itu akan memberi Anda pengembalian yang nyaman di portfolio Anda," tutur Direktur PIMCO Erin Browne dikutip dari CNBC International.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 5 tahun meningkat lebih dari yield tenor 30 tahun kemarin. Ini menandai inversi yield pertama sejak 2006.

Pergerakan tersebut memicu beberapa ketakutan resesi, meskipun analis melihat tenor 2 tahun dan tenor 10 tahun yang tetap positif.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi