
Surat Utang RI Masih Sepi Peminat...

Jakarta, CNBC Indonesia - Lelang Surat Utang Negara (SUN) masih sepi peminat, tetapi jumlah investor asing yang melakukan penawaran mulai meningkat.
Pemerintah melaksanakan lelang Surat Utang Negara pada hari ini, (29/3/2022) untuk seri SPN03220629 (new issuance), SPN12230330 (new issuance), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0093 (reopening), FR0092 (reopening) dan FR0089 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk dalam lelang SUN hari ini adalah Rp 41,62 triliun. Jumlah tersebut sedikit menurun dibandingkan pada lelang sebelumnya pada 15 Maret (Rp 49,16 triliun). Jumlah penawaran yang masuk hari ini juga menjadi yang terendah sepanjang 2022.
Dari total penawaran yang masuk, sebanyak Rp 4,01 triliun rupiah datang dari investor asing. Jumlah tersebut meningkat 121% dibandingkan lelang sebelumnya (Rp 1,81 triliun). Kendati naik, jumlah penawaran asing yang masuk pada lelang hari ini masih jauh dari lelang di pertengahan Februari lalu yang mencapai Rp 8,48 triliun atau pada 18 Januari (Rp 12,37 triliun).
Kepala ekonom BCA David Sumual mengatakan masih sedikitnya investor asing yang masuk karena mereka melihat Bank Indonesia (BI) masih membeli Surat Berharga Negara (SBN) dalam jumlah besar. "Market melihat ini belum sesuai mekanisme pasar karena peran bank sentral dalam dua tahun sangat kuat untuk mengembalikan harga. Jadi mereka bertanya, apakah ini sudah harga sesungguhnya atau belum?" tutur David, kepada CNBC Indonesia.
BImelakukan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2022 dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 8,76 triliun (hingga 15 Maret 2022) melalui mekanisme lelang utama dan greenshoe option.
Investor paling meminati seri FR0091 yang memiliki tenor 10 tahun. Seri tersebut memperoleh tawaran sebanyak Rp 14,55 trilun di mana Rp 1,49 triliun datang dari investor asing.
Pada lelang hari ini, pemerintah menyerap utang sebesar Rp 17,05 triliun. Artinya, pemerintah gagal memenuhi target indikatif dalam tiga lelang SUN terakhir. Jumlah tersebut juga menjadi yang terendah pada tahun ini. Guna memenuhi target, pemerintah akan menggelar lelang SUN tambahan (Green Shoe Option) pada Rabu (30/32022).
Direktur SUN DJPPR Deni Ridwan mengatakan jumlah utang yang diserap pada lelang hari ini sudah mempertimbangkan yield yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022. Dia menambahkan lelang SUN hari ini masih diwarnai sikap kehati-hatian investor atas ketidakpastian pasar keuangan global akibat masih tingginya risiko dari konflik Rusia dan Ukraina yang telah berjalan sekitar sebulan.
"Selain itu, terdapat ekspektasi kenaikan Fed Funds Rate sebesar 50 bps pada pertemuan Mei mendatang, seiring dengan tingkat inflasi di AS yang semakin tinggi," tutur Deni, dalam keterangan resmi.
Deni menjelaskan minat investor pada lelang hari ini masih cukup baik yang tercermin dari incoming bids sebesar Rp 41,62 triliun, dengan bid to cover ratio sebesar 2,44 kali.
Dia menjelaskan preferensi investor tidak berubah untuk obligasi negara pada lelang hari ini yaitu pada dua seri benchmark dengan tenor 10 dan 20 tahun yang mencapai 52,52% dari total incoming bids dan 68,04% dari total awarded bids.
"Partisipasi asing meningkat dibandingkan pada lelang SUN sebelumnya, dengan minat terbesar pada tenor 5 dan 10 tahun," ujarnya.
Berdasarkan data DJPPR, yield tertinggi yang masuk untuk tenor 10 tahun (FR0091), pada hari ini tercatat 7%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada lelang sebelumnya (6,9%) atau dua lelang sebelumnya (6,6%).
Namun, untuk seri lain, yield tertinggi yang masuk lebih rendah dibandingkan pada lelang dua pekan lalu. Yield tertinggi yang masuk untuk SPN1220330 tercatat 3,00% sementara pada pekan sebelumnya tercatat 3,05%.
Untuk Seri FR0093 yang bertenor 15 tahun, yield yang tertinggi yang masuk tercatat 6,8% sementara pada lelang sebelumnya tercatat 6,84%.
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Makin Hati-hati, Surat Utang RI Sepi Peminat Lagi