Jelang Rilis Data Ekonomi AS, Dow Futures Dibuka Mixed

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
28 March 2022 18:17
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP)
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak beragam pada perdagangan Senin (28/3/2022), jelang rilis data ekonomi utama dan investor terus mengawasi rencana kenaikan suku bunga dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Kontrak futures indeks Dow Jones naik 37 poin atau 0,1%. Namun, indeks S&P 500 tergelincir sedikit dan Nasdaq melemah sebesar 0,3%.

Indeks Dow Jones berakhir terapresiasi pada Jumat (25/3) lalu dan berhasil menguat selama dua pekan beruntun. Indeks Dow Jones naik 153 poin (+0,4%).

Indeks S&P 500 naik 0,5% dan berhasil menghapus kerugiannya sejak Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari lalu.

Sementara itu, Nasdaq melemah 0,2%, tapi tetap berakhir di zona hijau pekan lalu.

Pergerakan tersebut terjadi setelah investor mengamati perkembangan perang antara Rusia dan Ukraina dan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga acuan yang direncanakan oleh The Fed.

"Harga komoditas yang mendingin, membuat investor memiliki kesempatan untuk menumpuk kembali ekuitas. Risiko geopolitik tetap sangat tinggi dan reli ekuitas selama dua pekan terakhir sangat mengesankan. Ekonomi AS masih dalam kondisi yang baik, tapi membeli setiap penurunan saham mungkin tidak akan menjadi sikap bagi sebagian besar investor ke depan mengingat betapa hawkishnya The Fed," tutur Analis Senior Pasar Oanda Edward Moya dikutip dari CNBC International.

Investor masih mengamati The Fed. Perusahaan-perusahaan dari Goldman Sachs hingga Bank of America memperkirakan kenaikan setengah poin persentase dalam pertemuan The Fed di bulan Mei, setelah Ketua The Fed Jerome Powell bersumpah untuk bersikap keras terhadap inflasi dan mengatakan kenaikan suku bunga bisa menjadi lebih agresif jika perlu.

Pada Jumat (25/3) lalu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai level tertinggi baru di 2,5%, di mana investor menilai siklus kenaikan suku bunga yang lebih agresif telah membantu mendorong saham keuangan. Namun, saham teknologi melemah.

Investor global akan disibukkan dengan rilis data pembukaan lapangan kerja (JOLTS) pekan ini. JOLTS merupakan salah satu data yang dipantau oleh The Fed dan berpengaruh terhadap kebijakan moneternya.

Selain itu, ADP juga akan merilis data upah pribadi menjelang rilis data tenaga kerja bulanan pada Jumat (1/4).

Senin menjadi hari yang cerah karena beberapa perusahaan besar dijadwalkan akan merilis neraca keuangan pada pekan ini, termasuk BioNTech, Micron, dan Walgreens Boots Alliance.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular