Hari Ini Turun, Tapi Prospek Tembaga Tetap Cerah!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
25 March 2022 17:17
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga melemah pada perdagangan hari ini. Namun ke depan berpotensi menguat setelah persediaan di China, konsumen utama dunia, menyusut.

Pada Jumat (25/3/2022) pukul 16:30 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.324/ton, turun 0,32% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Per Jumat 25 Maret, persediaan tembaga SMM di pasar utama China turun 13.800 ton dari Senin menjadi 148.800 ton. Jika dibandingkan dengan Jumat lalu turun 23.700 ton. Destocking minggu ini lebih lambat dari minggu lalu.

Secara rinci, persediaan di Shanghai turun 10.200 ton menjadi 90.000 ton, persediaan di Guangdong turun 3.100 ton menjadi 42.200 ton, persediaan di Jiangsu turun 1.000 ton menjadi 8.200 ton, persediaan di Zhejiang turun 600 ton menjadi 1.000 ton, dan persediaan di Chongqing turun 700 ton menjadi 1.900 ton.

Hanya persediaan di Tianjin yang meningkat 2.000 ton menjadi 3.000 ton, yang terutama disebabkan oleh konsumsi hilir yang melemah dan peningkatan kedatangan barang.

Pengiriman yang lebih lambat terutama disebabkan karena wabah Covid-19 yang kembali merebak. Karena pandemi, hilir mengambil barang lebih sedikit dari minggu lalu. Kemudian, tembaga impor masih belum banyak.

Ke depan, pengiriman pasokan akan meningkat karena smelter akan mendapat tekanan untuk mengosongkan persediaan mereka menjelang akhir Maret. Terlebih lagi, konsumsi akan meningkat karena meredanya wabah Covid-19. Oleh karena itu total persediaan diperkirakan akan terus menurun sehingga bisa menjadi sentimen positif bagi harga tembaga.

China sendiri adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54 persen dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular