Inflasi UK Melonjak 6,2% di Februari, Bursa Eropa Tetap Cerah

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
23 March 2022 15:48
FILE PHOTO: Traders work at their desks in front of the German share price index, DAX board, at the stock exchange in Frankfurt, Germany February 28, 2017. REUTERS/Staff/Remote/File Photo
Foto: REUTERS/Staff/Remote

Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa di sesi awal perdagangan kompak menguat pada perdagangan Rabu (23/3/2022), di mana pasar global masih mengevaluasi inflasi dan perang Rusia-Ukraina.

Indeks Stoxx 600 di awal sesi bergerak menguat 0,2%, di mana saham minyak dan gas tumbuh 0,6%. Namun, saham emiten perbankan jatuh 0,5%.

Indeks DAX Jerman terapresiasi 36,8 poin atau menguat 0,25% ke 14.510. Hal serupa terjadi pada indeks CAC Prancis naik 0,13% ke level 6.668,03 dan indeks FTSE Inggris menguat 0,28% ke 7.497,68.

Bursa saham di Asia menguat mengindikasikan sentimen global membaik. Investor masih mengamati harga minyak dunia dan mengevaluasi prospek dari kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Ketua The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan pekan lalu bahwa The Fed akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi. Investor bertaruh bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari yang diperkirakan pada pekan lalu.

Pasar di wilayah Eropa terus mengamati situasi di Ukraina. Presiden AS Joe Biden sedang menuju Brussel hari ini. Pada Kamis (24/3), Biden dijadwalkan akan menggelar pertemuan dengan anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) dengan pemimpin G-7 dan berpidato di depan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan Dewan Eropa.

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan bahwa Biden dan negara-negara Eropa akan mengumumkan sanksi terbaru terhadap Rusia dan langkah-langkah baru untuk memperketat sanksi yang telah ada.

Di Inggris, Menteri Keuangan Rishi Sunak akan memberikan pernyataan musim seminya besok, mengenai keadaan ekonomi Inggris di tengah krisis biaya hidup dan kekhawatiran atas rencana kenaikan pajak.

Data inflasi Inggris bulan Februari berada di 6,2%, yang menjadi level tertinggi sejak Maret 1992. Hal tersebut dipicu oleh kenaikan harga pangan, bahan bakar, dan harga energi, sehingga meningkatkan krisis biaya hidup.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Bursa Saham Eropa Diprediksi Anjlok Karena Perang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular