Masih di Bawah Bayang-Bayang The Fed, Harga Perak Naik Tipis
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak menguat pada perdagangan pagi ini. Meskipun begitu, gerak aset safe haven tersebut masih dalam tekanan dari bank sentral AS (The Fed) yang akan all out melawan inflasi.
Pada Rabu (23/2/2022) pukul 09.00 WIB harga perak dunia tercatat US$ 24,8/ons, naik 0,16% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
The Fed mengindikasikan akan sangat agresif dalam menaikkan suku bunga acuan tahun ini.
Dalam dot plot terbaru, sebanyak 10 anggota Komite Kebijakan Moneter (Federal Open Market Committee/FOMC) melihat suku bunga bisa dinaikkan hingga tujuh kali di tahun ini, sebanyak delapan anggota lainnya bahkan melihat bisa lebih dari itu.
Dengan kenaikan sebanyak tujuh kali, maka pada akhir tahun ini suku bunga akan berada di kisaran 1,75- 2%. The Fed akan melakukan enam kali lagi rapat kebijakan moneter pada 2022, artinya akan selalu ada kenaikan sebesar 25 basis poin di setiap pertemuan.
Powell dalam pidatonya di hadapan National Association for Business Economics mengatakan inflasi di AS yang tinggi bisa membahayakan pemulihan ekonomi. Powell menegaskan akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi bisa terkendali, bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan sebesar 50 basis poin.
Asal tahu saja suku bunga merupakan 'musuh' utama perak. Ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu, opportunity cost berinvestasi juga akan mengalami peningkatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)