Yen Tak Berdaya Hadapi Dolar AS, Harga Karet Perkasa

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 15/03/2022 13:55 WIB
Foto: Ilustrasi perkebunan karet di Nsuaem, Ghana. REUTERS / Zohra Bensemra

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) mendorong harga karet dunia menguat siang hari ini.

Pada Selasa (15/3/2022) pukul 11.45 WIB harga karet berjangka Jepang tercatat JPY 244,8/kg, melonjak 1,75% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Pada pukul 11:45 WIB, yen melemah 0,13% melawan dolar AS di 118.33/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata uang yen yang lebih rendah dibanding dolar AS membuat aset yang dibanderol mata uang Jepang tersebut cenderung murah saat dibeli dalam mata uang lain.

Akan tetapi penguatan ini tampaknya hanya sementara, melihat sentimen negatif yang menyelimuti karet.

Pertama, harga minyak dunia tergelincir berpotensi menekan harga karet. Dalam seminggu terakhir, dua acuan minyak mentah brent dan WTI longsor 20% point-to-point (ptp).

Harga minyak mentah yang rendah akan kurang menguntungkan bagi karet mentah.

Ini karena minyak mentah adalah bahan baku yang digunakan sebagai karet sintetis. Sehingga saat harga minyak jatuh, harga karet sintetis juga ikut turun.

Saat karet sintetis menjadi murah, pembeli cenderung beralih dari karet alam. Sehingga permintaan turun, harga mengikuti.

Dua, upaya China untuk mengekang penyebaram wabah Covid-19 yang melonjak dalam dua tahun. Pembatasan telah memaksa perusahaan dari pemasok Apple, Foxconn, hingga pembuat mobil Toyota dan Volkswagen untuk menangguhkan beberapa operasi, meningkatkan kekhawatiran atas gangguan rantai pasokan dan permintaan karet.

Tiga, Asosiasi produsen sarung tangan karet Malaysia mengatakan eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang sedang berlangsung berdampak negatif pada bisnis. Walaupun saat ini sedang dilakukan dialog perdamaian.


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Tancap Gas, Sektor Infrastruktur & Teknologi Jadi Penopang