Banyak yang Melesat, Tapi Cap Bank Mandiri Jalan di Tempat
Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu terpantau melemah tipis, seiring masih berlanjutnya gejolak antara Rusia dengan Ukraina.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pekan lalu, IHSG melemah tipis 0,08% secara point-to-point. Pada perdagangan Jumat (11/3/2022) pekan lalu, IHSG juga ditutup turun tipis 0,02% ke level 6.922,6.
Pergerakan IHSG jauh lebih baik ketimbang bursa saham Asia lainnya. Indeks Shanghai Composite China sepanjang pekan lalu jeblok 4%, Kospi Korea Selatan turun nyaris 2%, kemudian bursa saham Malaysia juga merosot lebih dari 2,2%. Hanya indeks Straits Times Singapura yang mampu menguat 0,57%.
Aliran modal asing ke dalam negeri menjadi salah satu penopang pergerakan IHSG. Pada pekan sebelumnya, bursa kebanggaan Tanah Air ini bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level 6.996,935 dan investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 4,42 triliun.
Namun, aliran modal di pasar saham sifatnya sangat dinamis "datang tak dijemput pulang tak diantar". Sehingga risiko dana asing berbalik keluar tentunya juga tinggi yang bisa membuat IHSG tertekan.
Di pasar reguler pada pekan lalu, investor asing masih melakukan net buy sebesar Rp 1,3 triliun, tetapi di pasar nego dan tunai terjadi penjualan bersih (net sell) nyaris Rp 12 triliun.
Dengan demikian, sepanjang tahun ini total net buy di pasar reguler sebesar Rp 28,9 triliun di pasar reguler, sementara jika digabungkan dengan pasar nego dan tunai totalnya menjadi Rp 17,44 triliun.
Dari kapitalisasi pasarnya, BEI mencatat total 10 besar kapitalisasi pasar terbesar (big cap) per Jumat akhir pekan lalu kembali menurun sedikit menjadi Rp 3.510 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 3.514 triliun.
Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)
No. | Emiten | 11 Mar 22 | No. | Emiten | 4 Mar 22 | No. | Emiten | 25 Feb 22 |
1. | BCA/BBCA | 970 | 1. | BCA/BBCA | 964 | 1. | BCA/BBCA | 982 |
2. | Bank BRI/BBRI | 660 | 2. | Bank BRI/BBRI | 701 | 2. | Bank BRI/BBRI | 683 |
3. | Telkom/TLKM | 455 | 3. | Telkom/TLKM | 436 | 3. | Telkom/TLKM | 430 |
4. | Bank Mandiri/BMRI | 353 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 353 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 356 |
5. | Astra/ASII | 254 | 5. | Astra/ASII | 228 | 5. | Astra/ASII | 235 |
6. | Bank Jago/ARTO | 214 | 6. | Bank Jago/ARTO | 216 | 6. | Bank Jago/ARTO | 222 |
7. | Chandra Asri/TPIA | 191 | 7. | Chandra Asri/TPIA | 194 | 7. | Chandra Asri/TPIA | 195 |
8. | Bank BNI/BBNI | 147 | 8. | Bank BNI/BBNI | 146 | 8. | Bank BNI/BBNI | 148 |
9. | Bayan/BYAN | 134 | 9. | Bayan/BYAN | 139 | 9. | Unilever/UNVR | 140 |
10. | Emtek/EMTK | 132 | 10. | Emtek/EMTK | 137 | 10. | Emtek/EMTK | 127 |
Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (11/3/2022)
Berdasarkan data di atas, pergerakan kapitalisasi pasar (market cap) saham big cap cenderung beragam, di mana empat saham mengalami kenaikan market cap, lima saham mengalami penurunan, dan satu saham stagnan.
Dari saham yang mengalami kenaikan market cap, saham PT Astra International Tbk (BBCA) menjadi yang paling besar kenaikannya pada akhir pekan lalu, yakni naik sebesar Rp 26 triliun menjadi Rp 254 triliun.
Sedangkan dari saham yang mengalami penurunan market cap, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling besar penurunan market cap-nya pada akhir pekan lalu, yakni turun sebesar Rp 41 triliun menjadi Rp 660 triliun.
Sedangkan market cap saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih sama seperti pekan sebelumnya, yakni sebesar Rp 353 triliun.
Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.
(chd)