
Saham Nikel Ambrol, Ibarat Jargon Indra Kenz, Murah Banget...

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten nikel kembali lesu di awal perdagangan Senin (14/3/2022). Para investor tampaknya masih melakukan aksi ambil untung (profit taking) di saham tersebut.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut saham-saham nikel yang melemah pagi ini, pukul 09.34 WIB.
Kinerja Harian dan Valuasi PER Saham Nikel
Ticker | Emiten | Harga Terakhir (Rp) | % Harian | PER (x) |
INCO | Vale Indonesia | 5975 | -2.45 | 24.98 |
ANTM | Aneka Tambang | 2480 | -1.59 | 26.13 |
TINS | Timah | 1575 | -1.56 | 9.00 |
DKFT | Central Omega Resources | 138 | -1.43 | -14.97 |
PURE | Trinitan Metals and Minerals | 76 | -1.3 | -1.13 |
NIKL | Pelat Timah Nusantara | 985 | -0.51 | 29.6 |
NICL | PAM Mineral | 80 | 0.00 | 24.18 |
Sumber: BEI | Posisi per Senin (14/3), pukul 09.34 WIB
Saham INCO menjadi yang paling turun, yakni minus 2,45%, setelah turun 1,61% pada Jumat pekan lalu (11/3).
Dalam sepekan, saham ini masih turun 3,28%, tetapi dalam sebulan sudah melesat 22,92%.
Saham emiten tambang BUMN, ANTM, juga turun 1,59% ke Rp 2480/unit. Ini menandai pelemahan 3 hari beruntun sebelumnya.
Sebelum mengalami penurunan tersebut, saham ANTM sempat melaju kencang selama 4 hari beruntun. Bahkan, sejak 17 Februari 2022 sampai 8 Maret 2022, saham ANTM sempat melesat sebanyak 11 kali, stagnan sekali dan tidak pernah ditutup di zona merah.
Alhasil, kendati dalam sepekan anjlok 12,41%, dalam sebulan saham ini melambung 31,38%.
Saham emiten pelat merah lainnya, TINS, juga turun 1,56%, melanjutkan pelemahan 3,03% pada Jumat.
Dalam sepekan, saham TINS merosot 10,61%, tetapi dalam sebulan masih naik 13,07%.
Soal Valuasi
Menyoal valuasi dengan metode Price Earning Ratio (PER), saham-saham tersebut memiliki rasio yang beragam.
Ada saham yang nilai PER-nya berada di bawah rule of thumb 10 kali, seperti TINS. Ada juga yang malah minus atawa negatif lantaran mencatatkan rugi bersih, seperti DKFT dan PURE.
Sementara, apabila dibandingkan dengan rerata PER industri yang sebesar 38,25 kali, saham ANTM, INCO, NIKL, NICL, termasuk TINS, tergolong 'murah banget' seperti jargon Indra Kenz yang saat ini tengah menghadapi kasus dugaan penipuan.
Perdagangan Nikel Masih Ditutup
Sementara, Bursa logam London (LME) mengatakan, pada Jumat (11/3), pasar nikel belum akan dibuka kembali pada hari itu seperti yang dikatakan sebelumnya. Sebab kriteria untuk memulai kembali belum terpenuhi.
Hari ini, pasar nikel di LME juga belum kembali dibuka.
Asal tahu saja, LME terpaksa menghentikan perdagangan nikel dan membatalkan perdagangan setelah harga melonjak lebih dari US$ 100.000 per ton pada hari Selasa pekan lalu.
Lonjakan tersebut disebabkan oleh short-covering oleh salah satu produsen top dunia. Penghentian perdagangan ini jadi kali pertama sejak 1988.
"Terkait dengan netting dari posisi long dan short, respons awal menunjukkan potensi serapan yang terbatas, terutama dari mereka yang memiliki posisi short, dan perbedaan besar dalam pandangan tentang harga yang sesuai," kata LME.
"Namun, LME terus mengeksplorasi ini dengan pasar," tambahnya.
CEO LME Matt Chamberlain mengatakan perlu lebih banyak kekuatan untuk campur tangan dalam persiapan pembukaan pasar setelah penghentian dilakukan.
"Situasi ini sulit. Saya berharap akan ada kemauan yang lebih besar untuk berbicara tentang apakah LME harus memiliki lebih banyak kekuatan untuk campur tangan pada tahap lebih awal," kata Chamberlain.
Langkah mengejutkan LME pada pasar nikel memberi anggota perpanjangan tenggat waktu untuk memenuhi kewajiban pengiriman nikel. LME mungkin akan melakukan pendekatan langsung atau intervensi di pasar nikel. Hal yang sama pernah dilakukan juga pada bulan Oktober setelah harga tembaga melonjak karena permintaan yang kuat dan stok yang rendah di gudang terdaftar LME
Setiap perubahan akan membutuhkan persetujuan dari anggota LME dan harus melalui konsultasi untuk mencapai konsensus. Penghentian perdagangan yang tak kunjung buka dikhawatirkan memiliki dampak signifikan terhadap ekosistem, anggota dan, klien.
Saat ini LME sedang mengerjakan prosedur operasional yang sesuai untuk pembukaan kembali yang aman. Itu mencakup harga, baik untuk nikel dan untuk semua kontrak yang dapat diserahkan secara fisik.
Saat pembukaan perdagangan nanti, LME akan menetapkan batas atas dan awah sebesar 10% untuk semua kontrak nikel. Harga dasar yang berlaku nantinya adalah penutupan pada 7 Maret yaitu US$ 48.078/ton.
LME pun saat ini sedang menjajaki mekanisme untuk mengurangi volume posisi short, serta posisi jual sesegera mungkin pada tanggal pembukaan kembali. Hal ini untuk mengantisipasi kepanikan pasca penangguhan perdagangan.
Penghentian perdagangan nikel LME menciptakan ketidakpastian yang meluas di pasar. Di mana menggunakan harga patokan sebagai dasar untuk menentukan nilai jual harian untuk bahan baku scrap stainless steel.
Para pelaku pasar memperkirakan harga nikel LME berpotensi turun signifikan, setelah perdagangan kembali dibuka.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Nikel Rekor, Saham Produsennya to The Moon