Morgan Stanley Naikkan Proyeksi Inflasi RI, Menuju Stagflasi?

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
Senin, 14/03/2022 10:10 WIB
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Riset Morgan Stanley merevisi prediksinya mengenai tingkat inflasi di Indonesia sepanjang 2022 - 2023. Dalam riset terbarunya, lembaga ini menaikkan perkiraan tingkat inflasi Indonesia dari angka semula di kisaran 2,9% sepanjang 2022.

Indonesia disebut Morgan Stanley akan memiliki tingkat inflasi 3,2%. Pada waktu yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tetap di kisaran 5,6% secara tahunan.

"Ketegangan geopolitik baru-baru ini membuka perdebatan tentang risiko stagflasi. Kami percaya wilayah cakupan kami tetap dalam fase ekspansi mapan, di mana pertumbuhan melebar disokong dari ekspor ke permintaan domestik," tulis Morgan Stanley dalam riset berjudul 'Go for Stagflation Hedge and Domestic Demand Buffer', dikutip Senin (14/3/2022).


Lembaga ini juga memperkirakan defisit fiskal sejumlah negara akan melebar sebagai dampak ancaman stagflasi. Menurut para peneliti, setiap kenaikan 10% harga makanan dan energi akan meningkatkan beban pengeluaran hingga kurang lebih 2% dari PDB suatu negara.

Lebih lanjut Morgan Stanley menyebut negara-negara yang memiliki mekanisme lindung untuk menghadapi ancaman stagflasi akan memiliki posisi lebih baik di tengah kondisi dunia kini.

Lembaga ini menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki pelindung nilai stagflasi dan/atau penyangga permintaan domestik kuat bersama Malaysia dan Filipina.

"Filipina terkena dampak negatif dari guncangan perdagangan tetapi relatif terisolasi dari permintaan global yang lebih lambat/kondisi keuangan yang lebih ketat," tulisnya.

Secara umum, Morgan Stanley menurunkan prediksi pertumbuhan PDB di wilayah penelitiannya dari 4,9% menjadi 4,4% secara tahunan. Sementara itu, tingkat inflasi di lokasi yang sama diprediksi naik dari rata-rata 2,5% menjadi 3,2% sepanjang 2022.

"Malaysia dan Indonesia sebagai eksportir komoditas bersih akan mendapat untung dari tren kenaikan harga komoditas global," tulisnya.


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran Vs Israel Membara, Kemana Dana Investor Kakap Lari?