Harga Perak Turun Nih! Tenang, Masih Bisa Naik...
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak melemah pada perdagangan pagi hari ini. Namun konflik Eropa Timur yang tak kunjung mereda menopang harga di US$ 25,6/ons yang merupakan area tertinggi sejak 7 bulan lalu.
Pada Jumat (11/3/2022) pukul 10:18 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 25,7/ons, turun 0,7% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Investor juga mencermati data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Februari 2022. Inflasi AS per Februari melesat sebesar 7,9% (secara tahunan), menjadi yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir, dan melampaui ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 7,8%. Secara bulanan, inflasi tercatat 0,8%, atau lebih tinggi dari estimasi sebesar 0,7%.
"Situasi inflasi memburuk, dan bukannya membaik. Bahan pokok menjadi kian mahal, di satu sisi harga BBM jadi biangnya, harga makanan dan rumah juga menjadi pendorong inflasi Februari," tutur John Leer, ekonom kepala Morning Consult, dikutipCNBC International.
Angka inflasi yang tinggi merupakan sentimen positif bagi perak. Ini karena perak memiliki fungsi untuk melindungi nilai mata uang saat terjadi inflasi.
Dengan latar belakang melonjaknya harga minyak dan komoditas, investor sekarang menunggu pernyataan kebijakan The Federal Reserve berikutnya pada 16 Maret. Pasar memperkirakan pertemuan nanti akan mengumumkan kenaikan suku bunga kali pertama sejak pandemi Covid-19 hadir.
Sehingga masih ada potensi untuk harga perak menguat karena keadaan ekonomi yang tidak stabil. Konflik di Ukraina menyebabkan harga energi kian mahal dan menyebabkan inflasi terus meningkat bahkan terancam stagflasi. Ketidakpastian ini yang membuat aset safe haven seperti perak akan dilirik investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)