
Harga CPO Naik Tipis, Imbas DMO Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tipis pada hari ini, Jumat (11/3/2022). Berangsur pulih dari keterpurukannya kemarin, walaupun hanya naik 0,03%.
Mengacu pada data kepada Refinitiv, harga CPO dibanderol di level MYR 6.963/ton atau naik tipis 0,03% pada pembukaan pagi tadi. Perkembangan ini membuat harga CPO membukukan kenaikan 10,95% secara mingguan dan naik 68,80% secara tahunan.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO hari ini akan menguji titik resistance di MYR 7.100/ton, apabila harga CPO melampaui titik resistance maka akan naik ke titik target MYR 7.302/ton.
Pada grafik harian, titik resistance berada di MYR 7.166/ton, jika harga CPO melampaui titik resistance maka ada potensi untuk naik hingga MYR 8.289/ton. Namun, jika harga CPO gagal menembus titik resistance, maka akan ada koreksi cukup dalam hingga ke MYR 6.404/ton.
![]() |
Kemarin Menteri Perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi mengatakan bahwa harga minyak sawit Indonesia tidak boleh didikte oleh pasar eksternal. Selaras dengan kebijakan terbaru dari Domestic Market Obligation (DMO) yaitu produsen CPO diwajibkan untuk menjual 30% untuk pasar domestik.
Harga global yang lebih tinggi membuat harga minyak goreng Indonesia naik 40% pada awal tahun, mendorong diberlakukannya pembatasan ekspor pada akhir Januari untuk mengendalikan harga minyak goreng dalam negeri.
"Kami ingin membagi harga antara pasar internasional dan pasar lokal, produk Indonesia harus kita pastikan menjadi bagian dari pilar ekonomi global tapi bukan berarti kita bisa didikte oleh dunia," tuturnya dikutip dari Reuters.
Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia Sahat Sinaga memperingatkan bahwa Indonesia tidak memiliki cukup penyimpanan untuk menyimpan pasokan tambahan. Ini akan merugikan petani karena diperkirakan dari kebijakan DMO yang baru akan ada sekitar 5 juta ton minyak CPO di pasar lokal, yang tertinggi sejak November 2020.
Namun, hal itu memicu reli dari harga CPO Malaysia yang sudah naik sekitar 50% secara tahunan. Analis Dorab Mistry mengatakan Malaysia meminta pemerintah Indonesia untuk mengurangi biodieselnya dari B30 ke B20 agar lebih banyak ekspor dan menahan harga dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DMO CPO Jadi 30%, Antara Konsumsi VS Energi