
Perang Ukraina Jeda Sejenak, Dow Jones Dibuka Lompat 560 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka hijau pada perdagangan Rabu (9/3/2022), setelah Ukraina dan Rusia sepakat untuk melakukan gencatan senjata sejenak untuk membuka jalur evakuasi masyarakat sipil.
Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 560 poin (+1,7%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 20 menit menjadi 632,76 poin (+1,94%) ke 33.265,4. S&P 500 tumbuh 81,5 poin (+1,95%) ke 4.252,2 dan Nasdaq melesat 296,19 poin (+2,31%) ke 13.091,74.
Volatilitas pasar didorong oleh ketidakpastian di kalangan investor karena mereka terus mengevaluasi lonjakan harga komoditas seperti minyak, bensin, gas alam dan logam mulia. Hal itu memicu kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan dunia di tengah melonjaknya inflasi.
Harga minyak mentah acuan AS jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok 4% ke kisaran US$ 118, sementara minyak acuan internasional yakni Brent drop 3,5% ke kisaran US$ 123/barel. Kontrak berjangka (futures) gandum juga terbanting, hingga 6,3%, menjadi US$ 1.206 per bushel. Namun, kontrak serupa paladium lanjut menguat, sebesar 3,8%, menjadi US$ 3.082/ons.
Menurut Analis Strategi Perencana Baird Ross Mayfield bahwa masih harus dilihat apakah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengelola ekonomi yang longgar, tapi AS harus dapat menghindari resesi.
"Secara keseluruhan volatilitas akan bertahan dan potensi dampak yang akan terjadi di Ukraina, tapi fundamental ekonomi AS masih terlihat baik, terutama jika The Fed dapat menavigasi kenaikan suku bunga tanpa mematahkan permintaan," tuturnya dikutip CNBC International.
Saham energi menjadi primadona di pasar, di mana harga minyak masih terus naik hingga mencapai level tertinggi setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan akan melarang impor fosil Rusia termasuk minyak sebagai respons dari penyerangan ke Ukraina.
Kemarin, mayoritas indeks berakhir melemah setelah sempat berayun di sesi perdagangan. Indeks Dow Jones berakhir dengan melemah 184 poin atau turun 0,5%. Hal yang serupa terjadi pada indeks S&P 500 terkoreksi 0,7% dan Nasdaq drop 0,2%.
Harga komoditas lain juga melonjak termasuk nikel yang mencapai rekor terbaru di atas US$ 100,000 per metrik ton. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 3,7 basis poin ke 1,91% dipicu oleh kecemasan inflasi dan menyebabkan investor melepaskan obligasi.
Investor akan disuguhkan dengan data pembelian rumah dari Asosiasi Bankir KPR AS (Mortgage Bankers Association) dan data pembukaan lapangan kerja (JOLTS) di Januari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?