Target Penyaluran Kredit 8%, Bos BCA Ungkap Sektor Potensial

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
08 March 2022 15:10
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja dalam acara CNBC Indonesia Banking Outlook 2022, dengan tema 'Kebangkitan Perbankan
Foto: Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja dalam acara CNBC Indonesia Banking Outlook 2022, dengan tema 'Kebangkitan Perbankan

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan beberapa sektor yang dilirik untuk mencapai target penyaluran kredit tahun ini sebesar 6-8%. Dengan aktivitas dan mobilitas masyarakat yang berangsur pulih, maka roda perekonomian pun bisa melaju.

Dia mengatakan jika korporasi bisa pulih maka akan memberikan dampak positif pada industri lainnya, termasuk UMKM. Jahja mengatakan beberapa sektor yang membutuhkan dukungan perbankan, seperti telekomunikasi, logistik, dan komoditas.

"Sektor-sektor seperti CPO dan beberapa sektor lain selama ini membutuhkan modal kerja tentu akan mulai kami perhatikan. Juga mengharapkan proyek infrastruktur pemerintah dan swasta mengalir kembali, sebagai supporting system," kata Jahja dalam CNBC Indonesia Banking Outlook, Selasa (8/3/2022).

Transportasi juga menurutnya membutuhkan dukungan, terutama saat dibutuhkan betul-betul memperlancar logistik.

"Transportasi bisa memurahkan atau mengurangi kalau dia macet. Kemudian diharapkan jelang lebaran konflik Rusia dan Ukraina tidak panjang, dan lebaran bisa memanfaatkan baik untuk kredit UMKM," tambahnya.

Selain itu, daya beli masyarakat masih membutuhkan waktu untuk kembali normal. Apalagi ada potensi kenaikan harga barang akibat konflik Rusia dan Ukraina, seperti minyak, kedelai, hingga transportasi.

"Membuka pariwisata kesempatan mobilitas masyarakat terbuka kembali, dan pandemi menjadi endemi. Tapi masalah Ukraina dan Rusia juga berdampak pada barang seperti transportasi, karena minyak sebagai elemen utama untuk transportasi," kata dia.

Di sisi lain, harga barang tidak bisa serta merta dinaikkan karena daya beli masyarakat yang belum pulih. Akibatnya pengusaha harus menekan margin untuk terus memproduksi. Jahja mengatakan industri-industri yang memiliki potensi besar masih berhati-hati melakukan ekspansi usaha.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intip Rahasia Perbankan Hadapi Turbulensi dan Normalisasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular