
Rupiah Jaya di Eropa, Euro Jeblok ke Level Terendah 2 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro terus merosot melawan rupiah hingga menyentuh level terendah dalam 2 tahun terakhir. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat mata uang Eropa terpuruk, di sisi lain aliran modal justru masuk ke Indonesia yang membuat rupiah perkasa.
Pada perdagangan Selasa (8/3), euro diperdagangkan di kisaran Rp 15.623/EUR, melemah tipis kurang dari 0,1%. Level tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2020. Sebelumnya mata uang 19 negara sebelumnya sudah merosot dalam 3 hari beruntun dengan total 2,3%.
Poundsterling sebelumnya juga merosot dalam 3 hari beruntun dengan persentase lebih dari 2%. Pada siang ini, poundsterling diperdagangkan di kisaran Rp 18.860/GBP yang merupakan level terendah sejak Januari 2021.
Di saat yang sama franc Swiss berada di kisaran Rp 15.534/CHF, melemah tipis 0,1% dibandingkan penutupan perdagangan awal pekan kemarin saat mata uang safe haven ini jeblok hingga 0,8%.
Perang antara Rusia dengan Ukraina terus membuat harga komoditas energi meroket. Hal ini berisiko memicu inflasi menjadi semakin tinggi.
Tingginya inflasi bisa menjadi masalah besar, daya beli masyarakat akan terpukul, yang pada akhirnya menghambat laju perekonomian.
Bank Barclays memangkas produk domestik bruto (PDB) Benua Biru menjadi 3,5% dari sebelumnya 4,1%. Kemudian bank JP Morgan bahkan memangkas proyeksinya hingga 1% menjadi 3,2%.
Sementara itu rupiah sedang perkasa mendapat "suntikan" aliran modal asing sejak Februari lalu.
Dari pasar obligasi, data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menunjukkan sepanjang bulan Februari aliran modal asing tercatat masuk sebesar Rp 9,35 triliun. Capital inflow tersebut sekaligus membalikkan outflow sekitar Rp 4 triliun pada bulan Januari.
Capital inflow yang lebih besar bahkan terjadi di pasar saham, yakni lebih dari Rp 17 triliun di bulan Februari. Di awal bulan ini, net buy investor asing sempat tertahan kemarin, dan terjadi net sell.
Tetapi pada perdagangan hari ini, kembali terjadi net buy sebesar Rp 518 miliar di pasar reguler, dan lebih Rp 3 miliar di pasar nego dan tunai sehingga totalnya menjadi lebih dari Rp 521 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indeks Dolar AS Melesat 7 Pekan, Rupiah Dkk kok Masih Kuat?