Harga Nikel Terbang, Pemegang Saham Cuan Berjamaah!
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten nikel terbang tinggi pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (7/3/2022). Ini terjadi seiring harga nikel dunia meroket 24% hari ini ke level tertinggi sejak setidaknya 2007 silam.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut saham-saham nikel yang melejit hari ini (7/3).
Central Omega Resources (DKFT), naik 15,50%, ke Rp 149/saham
Aneka Tambang (ANTM), naik 15,10%, ke Rp 2.820/saham
Pelat Timah Nusantara (NIKL), naik 14,87%, ke Rp 1.120/saham
Vale Indonesia (INCO), naik 12,96%, ke Rp 6.100/saham
Harum Energy (HRUM), naik 9,13%, ke Rp 13.750/saham
PAM Mineral (NICL), naik 7,89%, ke Rp 82/saham
Timah (TINS), naik 6,55%, ke Rp 1.790/saham
Menurut data tersebut, saham DKFT memimpin klasemen dengan kenaikan 15,50% ke Rp 149/unit, melanjutkan kenaikan pada 2 hari sebelumnya. Dengan ini, saham DKFT sudah melesat 15,50% sepekan dan terkerek naik 22,13% sejak awal tahun (ytd).
Saham emiten pelat merah ANTM juga melambung 15,10% di tengah nilai transaksi yang sangat jumbo Rp 1,70 triliun, tertinggi di bursa hari ini.
Investor asing melakukan beli bersih saham ANTM Rp 224,34 miliar di pasar reguler.
Ini menandai reli kenaikan saham ANTM selama 4 hari perdagangan beruntun. Praktis, dalam sepekan saham ini melesat 27,03% dan selama sebulan belakangan terbang 53,26%.
Saham INCO dan TINS juga tercatat masing-masing mencuat 12,96% dan 6,55%, melanjutkan kenaikan pada Jumat pekan lalu.
Pada Senin (7/3/2022) pukul 15.16 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 37.391,50/ton, melonjak 24,39% dibandingkan harga penutupan kemarin. Harga saat ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2007.
Dengan ini, harga nikel telah menguat selama 5 hari beruntun. Dalam sepekan, harga nikel sudah melompat 54,99%. Adapun, sejak awal tahun (ytd), harga nikel sudah meroket 80,14%.
Para pelaku pasar cemas kendala pasokan nikel dunia yang saat ini terjadi diperparah oleh hukuman Rusia, salah satu produsen terbesar di dunia.
Harga nikel dunia terus melaju karena para pelaku pasar khawatir sanksi yang akan diberlakukan terhadap Rusia dapat mengganggu pasokan nikel dunia."Konflik Rusia dan Ukraina ini hanya mengobarkan api dari pasar logam dasar yang sudah membentang," kata analis ING Wenyu Yao.
Rusia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia.Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan proyeksi produksi 250.000 ton pada 2021, mengacu data US Geological Survey (USGS). Jumlah ini setara dengan 9,25% produksi dunia.
Cadangan nikel Rusia mencapai 7,5 juta ton. Merupakan cadangan nikel terbesar keempat dunia dengan porsi 7,9% dari total cadangan seluruh dunia.
Di sisi lain permintaan nikel meningkat dari sektor energi hijau. Nikel adalah bahan baku utama dari pembuatan baterai kendaraan listrik. Hal ini diyakini menggerus persediaan nikel di gudang.
Sementara itu, persediaan nikel terus menyusut. Per 4 Maret 2022, cadangan nikel yang dipantau oleh bursa logam London (LME) tercatat 77.082 ton. Jumlah ini telah turun 71% dibandingkan puncak persediaan pada bulan April 2021.
Indonesia patut bersyukur karena dilimpahi sejumlah sumber daya energi dan tambang, termasuk nikel. Bahkan, 'harta karun' nikel Indonesia merupakan terbesar dibandingkan negara lainnya. Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel).
Jumlah cadangan tersebut merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Data tersebut berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia" yang merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)