
Bursa Eropa 'Kebakaran' Imbas Serangan Rusia ke PLTN Ukraina

Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa cenderung bergerak melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (4/3/2022), di mana tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina kembali meningkat.
Tensi geopolitik di Eropa Timur kembali memanas sebab pasukan militer Rusia menyerang lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Ukraina yang merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.
Indeks Stoxx 600 di awal sesi melemah sebanyak 0,8%, di mana saham otomotif anjlok 2,9% yang memimpin penurunan, tapi saham utilitas naik 1%.
Indeks DAX Jerman turun 213,57 poin ke 13.484,83 dan indeks CAC Prancis terkoreksi cukup tajam 1,56%. Selain itu, indeks FTSE Inggris terdepresiasi 0,65% ke level 7.191,53.
Kebakaran terjadi di fasilitas training PLTN Zaporizhzhia setelah diserang oleh pasukan militer Rusia pagi hari ini waktu setempat. Pejabat Ukraina mengatakan bahwa situasi sekarang sudah aman, tapi memicu reaksi Nuclear Incident Response Team Amerika Serikat (AS).
Pemimpin internasional mengutuk penyerangan tersebut, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa dia akan merencanakan untuk menggelar pertemuan darurat bersama United Nations (UN) Security Council guna mendiskusikan penyerangan itu.
Rusia telah meningkatkan penyerangannya terhadap negara tetangganya itu di beberapa hari ini dengan menyerang kota-kota maju dan besar di Ukraina hingga ibu kota Kyiv. Penyerangan tersebut memicu sanksi ekonomi dari negara-negara Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bursa saham di Asia melemah, di mana investor masih mengamati pergerakan konflik. Indeks Hang Seng Hong Kong dan indeks Nikkei Jepang anjlok yang masing-masing turun lebih dari 2%, sehingga menjadi pemimpin penurunan.
Musim rilis kinerja keuangan di zona Eropa akan dihiasi oleh Lufthansa dan rilis data ekonomi Purchasing Manager's Index (PMI) zona Eropa dan Inggris.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Mayoritas Bursa Global Cerah, Cuma IHSG Anjlok Parah