Tahun 2022 Jadi Tahunnya CPO, Sudah Punya 4 Saham Ini Belum?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
04 March 2022 14:30
Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2022 adalah tahun yang sangat bullish bagi sektor pertanian, di mana harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sempat melonjak di perdagangan pekan ini hingga mencapai MYR 7.500/ton.

Lonjakan yang terjadi di pasar minyak nabati dunia disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya penurunan produksi pada minyak kedelai di Amerika Selatan sehingga membuat harga minyak kedelai pun melonjak.

Padahal, minyak kedelai menjadi minyak pengganti CPO karena harganya lebih murah. Selain itu, adanya konflik Rusia-Ukraina menambah daftar sentimen, sehingga menyebabkan masalah logistik dalam pengiriman benih dan minyak Bunga Matahari, dan turut mengerek harga CPO. 

Bahkan, harga CPO kemarin berakhir di level tertinggi sepanjang masa MYR 6.808/ton. Lantas bagaimana prospek saham emiten CPO ke depan?

Dalam riset BRI Danareksa Sekuritas yang dirilis 1 Maret 2022, terdapat empat saham emiten sektor pertanian (yang keempatnya juga merupakan produsen CPO) yang berada di bawah coverage sekuritas itu.

Keempat emiten tersebut adalah PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). 

Danareksa mempertahankan rating overweight untuk sektor pertanian, dan menyematkan rating beli untuk keempat saham tersebut.

Dalam risetnya, analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny merekomendasikan beli (buy) empat saham emiten CPO: 

  1. DSN (DSNG) dengan Target Price Rp 1.000/unit
  2. London Sumatra (LSIP) dengan Target Price Rp 2.200/unit
  3. Astra Agro Lestari (AALI) dengan Target Price Rp 20.000/unit
  4. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) dengan Target Price Rp 2.100/unit

Dia juga menambahkan jika harga asumsi rata-rata CPO di MYR 5.000/ton, maka laba bersih keempat emiten tersebut akan naik di atas 45% secara tahunan.

Sehingga meningkatkan Target Price (TP) harga saham per lembarnya. Diprediksikan adanya tambahan Rp 1.000/unit dari saham AALI, tambahan Rp 100/unit saham SSMS dan tambahan Rp 200/unit saham LSIP.

Tidak hanya itu, keempat saham itu memiliki proyeksi Price to Earnings Ratio (PE) yang rendah di bawah 10 kali. Tercatat AALI dengan PE 6,7 kali, DSNG dengan PE 4,1 kali, SSMS dengan PE 5,2 kali, dan LSIP dengan PE 4 kali.

Mayoritas emiten ini punya kinerja keuangan yang cukup solid. Kinerja Keuangan 4 Emiten CPO sepanjang 2021.

Kode Ticker

Pendapatan 2021

Perubahan Pendapatan yoy (%)

Laba Bersih 2021

Perubahan Laba Bersih yoy (%)

AALI

Rp 24.32 T

29.32

Rp 1.97 T

136.63

DSNG

Rp 7.12 T

6.35

Rp 727.15 M

52.56

LSIP

Rp 4.52 T

27.96

Rp 991.24 M

42.42

SSMS

Rp 3,68 T

34,69

Rp 1.03 T

287,93%


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DMO CPO Jadi 30%, Antara Konsumsi VS Energi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular