Batu Bara ke US$ 305/Ton, Saham Produsennya Ngacir
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara melesat ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Rabu (2/4/2022). Kenaikan saham tersebut terjadi seiring harga batu bara 'terbang' di tengah perkembangan konflik di Eropa.
Berikut saham-saham batu bara yang menguat, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.36 WIB.
Indika Energy (INDY), naik +7,45%, ke Rp 2.740/unit
Indo Tambangraya Megah (ITMG), +3,80%, ke Rp 28.700/unit
United Tractors (UNTR), +3,62%, ke Rp 25.750/unit
Adaro Energy Indonesia (ADRO), +2,71%, ke Rp 2.650/unit
Alfa Energi Investama (FIRE), +2,70%, ke Rp 380/unit
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +2,50%, ke Rp 82/unit
Adaro Minerals Indonesia (ADMR), +2,33%, ke Rp 1.315/unit
Bukit Asam (PTBA), +1,88%, ke Rp 3.250/unit
Bayan Resources (BYAN), +1,20%, ke Rp 38.000/unit
Harum Energy (HRUM), +1,06%, ke Rp 11.925/unit
Prima Andalan Mandiri (MCOL), +0,56%, ke Rp 3.600/unit
Mitrabara Adiperdana (MBAP), +0,52%, ke Rp 3.900/unit
Menurut data di atas, INDY melejit 7,45%, melanjutkan kenaikan 14,35% pada Selasa kemarin.
Kabar teranyar, Indika Energy menjual seluruh sahamnya di anak usahanya PT Petrosea Tbk (PTRO) kepada PT Caraka Reksa Optima (CARA).
CARA pada tanggal 18 Februari 2022 di mana tanggal efektif 25 Februari 2022 (PPJB) PTRO tak akan lagi menjadi anak usaha perusahaan.
Berdasarkan PPJB tersebut INDY bermaksud untuk menjual 704.014.200 lembar saham yang mewakili 69,80% kepemilikan saham di PTRO.
Valuasi yang disepakati untuk seluruh saham di PTRO adalah setara dengan jumlah rupiah dari US$ 210 juta atau apabila menggunakan kurs saat ini yakni Rp 14.350/unit maka valuasi PTRO berada di angka Rp 3,01 triliun. Dengan penjualan ini maka INDY akan memperoleh dana segar mencapai Rp 2,1 triliun.
Di posisi kedua, ada saham ITMG dengan lesatan harga 3,80% ke Rp 28.700/unit. Dalam sepekan, saham ITMG melonjak 23,49%.
Tidak ketinggalan, saham UNTR dan ADRO pun masing-masing naik 3,62% dan 2,71% pagi ini.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 305,45/ton. Melesat 21,45% sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.
Harga batu bara sedang menjalani tren positif. Dalam sebulan terakhir, harga komoditas ini 'terbang' 58,68% secara point-to-point.
Prospek peningkatan permintaan akan menjadi penopang kenaikan harga batu bara. Konflik Rusia-Ukraina menyebabkan pasokan gas alam di Eropa terancam.
Negeri Beruang Merah adalah pemasok sekitar 35% kebutuhan gas di Benua Biru. Perang, plus berbagai sanksi bagi Rusia, akan membuat pasokan itu terancam seret.
Oleh karena itu, batu bara akan kembali dilirik sebagai sumber energi primer pengganti gas alam. Jerman sudah membuka wacana soal ini.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap gas alam dari Rusia, pemerintah Jerman berencana memperpanjang 'masa bakti' pembangkit listrik bertenaga batu bara. Sebelumnya, Negeri Panser punya rencana untuk mempensiunkan pembangkit listrik batu bara pada 2030.
"Perkembangan dalam beberapa hari terakhir menunjukkan kepada kita semua bahwa kebijakan energi bukan hanya soal ekonomi dan lingkungan. Melainkan juga keamanan. Kita harus mengubah ketergantungan kita terhadap impor energi dari satu negara," tegas Olaf Scholz, Kanselir Jerman, seperti dikutip dari Reuters.
Robert Hebeck. Menteri Ekonomi Jerman, menyatakan pemerintah mempertimbangkan untuk memperpanjang penggunaan pembangkit listrik bertenaga batu bara lebih lama dari target pensiun pada 2030. "Diskusi dan deliberasi bukanlah hal yang tabu. Tujuan Jerman adalah memilih negara yang akan memasok sumber energi," sebut Hebeck, juga diberitakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)