Analisis

Kinerja Ciamik Abis! 4 Raksasa Bank RI jadi Idola Investor

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
25 February 2022 11:45
BNI Percepat Penyaluran Bansos PKH & Sembako
Foto: Dok BNI

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)/BBNI

BNI membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk secara konsolidasian senilai Rp 10,89 triliun sepanjang tahun 2021.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, Rabu (26/1/2022), perolehan laba bersih tersebut naik signifikan dari periode yang sama di tahun 2020 senilai Rp 3,28 triliun.

Sementara itu, laba bersih bank secara individual (bank only), tercatat sebesar Rp 10,68 triliun sampai dengan Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 2,75 triliun.

Pada tahun 2021, bank bersandi BBNI ini tercatat membukukan pendapatan bunga secara konsolidasian Rp 50,02 triliun turun dari tahun sebelumnya Rp 56,17 triliun.

Beban bunga konsolidasian tercatat turun menjadi Rp 11,77 triliun per Desember 2021 dari sebelumnya Rp 19,02 triliun. Sehingga, pendapatan bunga bersih BBNI pada tahun 2021 sebesar Rp 38,24 triliun, meningkat dari capaian tahun 2020 senilai Rp 37,15 triliun.

BBNI tercatat menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 582,43 triliun pada tahun 2021, naik 5,30% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 553,10 triliun.

Dari sisi total aset BNI, per Desember 2021 tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 964,83 triliun dari Desember 2020 senilai Rp 891,33 triliun.

Dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross BBNI tercatat mengalami penurunan menjadi 3,70% dari periode tahun 2020 di level 4,25%. NPL net juga turun menjadi 0,73% dari sebelumnya 0,95%.

Rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BBNI juga kian longgar menjadi 79,71% dari periode yang sama di tahun 2020 di level 87,28%.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

Bank Mandiri mencatatkan laba bersih senilai Rp 28,02 triliun sepanjang 2021. Angka ini mengalami kenaikan 66,83% secara tahunan dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 16,80 triliun.

Sepanjang tahun lalu perusahaan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 8,86% secara tahunan, sedangkan secara kuartalan sebesar 2,8%.

Sektor yang menyumbang kredit paling besar adalah sektor korporasi dengan porsi 35,2%, lalu sektor komersial dengan porsi 16,5% dan sektor mikro sebesar 12,6%.

Sedangkan sektor dengan pertumbuhan kredit yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah sektor konsumer yang naik 4,1% secara tahunan, disusul sektor SME sebesar 3,3% dan sektor komersial yang naik 3,2%.

Sektor mikro dan korporasi masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 2,4% dan 1,4% secara tahunan.

Dari segi pendanaan, tercatat loan to deposit ratio (LDR) perusahaan sebesar 80,8%. CASA rasio sebesar 69,7%.

Untuk permodalan, CAR perusahaan tercatat sebesar 19,55%.

Net Interest Margin (NIM) perusahaan tercatat sebesar 5,09%, turun tipis dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,10%.

Dari segi resiko, NPL perusahaan tercatat ada di angka 2,72%, turun dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di angka 3,10%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular