Review

Adu Kuat 4 Bank Kakap RI di Q1-2022, Siapa Jawaranya?

Tim Riset, CNBC Indonesia
29 April 2022 12:50
kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian
Foto: kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim rilis laporan keuangan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang kuartal I 2022 telah dimulai oleh para bank-bank kakap. Secara umum, terjadi peningkatan baik dari sisi pendapatan bunga bersih maupun laba bersih masing-masing empat bank besar RI.

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia merangkum head-to-head atau adu kuat kinerja keempat emiten bank Tanah Air sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, terutama menggunakan kinerja keuangan individual bank (bank only).

Keempatnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Tiga nama pertama merupakan bank BUMN, sedangkan nama terakhir adalah bank milik Grup Djarum.

Kinerja 4 Bank Besar RI (secara individual) sepanjang kuartal I 2022

Bank

Pendapatan Bunga Bersih Q1-2022

Pendapatan Bersih yoy (%)

Laba Bersih Q1-2022

Laba Bersih yoy (%)

Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

Rp 25.09 T

10.07

Rp 10.90 T

63.37

Bank Mandiri (BMRI)

Rp 15.18 T

17.31

Rp 9.05 T

79.47

Bank Central Asia (BBCA)

Rp 13.71 T

3.44

Rp 7.59 T

15.37

Bank Negara Indonesia (BBNI)

RP 9.58 T

2.35

Rp 4.30 T

84.04

Sumber: BEI | *Laporan keuangan bank only (individual) per 31 Maret 2021

Apabila menilik data di atas, BBRI memiliki total pendapatan bunga bersih (bank only) terbesar pada kuartal I 2022 tinimbang peers-nya, yakni Rp 25,09 triliun.

Dari segi total laba bersih bank only, BBRI juga menjadi juara dengan nilai RP 10,90 triliun per 31 Maret 2022.

Sementara, dari sisi pertumbuhan pendapatan bunga bersih, BMRI menempati urutan pertama dengan persentase 17,31% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 15,18 triliun.

Kemudian, dari sisi pertumbuhan laba bersih, BBNI menjadi yang tertinggi, yakni sebesar 84,04% yoy menjadi Rp 4,30 triliun pada kuartal I 2022.

Untuk melihat gambaran lebih detail, di bawah ini penjelasan kinerja masing-masing keempat bank tersebut, terutama secara konsolidasian.

Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

BBRI membukukan pendapatan bunga konsolidasi Rp 36,71 triliun, naik 5,89% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 34,69 triliun.

Sejalan dengan pemasukan tersebut, pendapatan bunga bersih yang dicatatkan BBRI sebesar Rp 30,68 triliun. Angka ini lompat 11,23% secara tahunan dari sebelumnya Rp 27,59 triliun

Sejalan dengan perolehan tersebut, laba bersih konsolidasi BBRI sebesar Rp 12,17 triliun. Yang menarik, torehan ini terbang 78,24% secara tahunan dari sebelumnya Rp 6,83 triliun.

Kinerja konsolidasi BBRI menyusul bergabungnya PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Penggabungan ini resmi dilakukan pada 13 September tahun lalu.

Laporan Keuangan Konsolidasian BRI ini juga telah memberlakukan metode penyatuan kepemilikan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") No. 38 (Revisi 2012) tentang "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali".

Dengan rampungnya penggabungan tersebut, BBRI mencatat laba sebelum laba bersih pro forma dari transaksi akuisisi dengan entitas sepengendali sebesar Rp 12,22 triliun. Perolehan ini lompat 57,64% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 7,75 triliun.

Bank Mandiri (BMRI)

Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 10 triliun pada kuartal pertama 2022, tumbuh 70% secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan Bunga Bersih tercatat mencapai Rp 20,48 triliun, naik 17,1% YoY.

Kinerja bisnis yang baik tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan kredit yang secara konsolidasi sebesar 8,93% secara year on year (YoY) mencapai Rp 1.072,9 triliun pada kuartal I 2022. Pertumbuhan kredit ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri yang sebesar 6,65% yoy.

Pertumbuhan kredit tersebut juga selaras dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri yang menembus Rp 1.269,0 triliun atau tumbuh 7,42% YoY.

Pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang digitalisasi lewat Livin' by Mandiri yang meningkatkan dana murah atau current account and saving account (CASA) bank only yang tumbuh 10,93% YoY menjadi Rp 748,6 triliun dengan rasio CASA mencapai 75,0%. Jauh di atas rata-rata industri perbankan.

Bank Central Asia (BBCA)

BCA dan entitas anak (konsolidasian) mencatatkan laba bersih sebesar Rp8,1 triliun pada triwulan I 2022, tumbuh 14,6% secara tahunan (YoY). Peningkatan laba bersih di triwulan I 2022 didukung oleh pertumbuhan bisnis, antara lain peningkatan aktivitas kredit, transaksi, dan CASA.

Seiring dengan pemulihan perekonomian nasional, total kredit naik 8,6% YoY.

Pertumbuhan kredit terjadi di semua segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi. Sementara itu, dana giro dan tabungan (CASA) terus tumbuh secara berkelanjutan, naik hingga 21,7% YoY di Maret 2022, sebagai hasil dari inovasi layanan digital yang konsisten serta ekspansi ekosistem bisnis.

Seiring solidnya pertumbuhan likuiditas dan kredit, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama tiga bulan pertama tahun 2022, yakni naik 2,5% YoY menjadi Rp14,5 triliun.

Pendapatan selain bunga tumbuh 19,5% YoY menjadi Rp5,9 triliun di periode yang sama, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,8% YoY. Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp20,4 triliun atau naik 6,9% YoY.

Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 8,6% YoY menjadi Rp637,1 triliun di Maret 2022.

Bank Negara Indonesia (BBNI)

Menurut laporan keuangan perseroan, laba bersih bank only BNI meningkat menjadi Rp 4,30 triliun per akhir triwulan I 2022, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,34 triliun.

Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh raihan pendapatan bunga bank only mencapai Rp 12,51 triliun dalam periode 3 bulan pertama tahun ini, naik 1,72% yoy dari perolehan pendapatan bunga tahun lalu sebesar Rp 12,39 triliun.

Di tengah tumbuhnya pendapatan bunga, BNI menekan beban bunga sebesar 0,29% yoy menjadi Rp 2,93 triliun pada kuartal I tahun ini.

Seiring dengan itu, pendapatan bunga bersih bank only juga tumbuh 2,35% yoy dari Rp 9,36 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 9,58 triliun pada periode yang sama 2022.

Dari fungsi intermediasi, kredit yang diberikan bank dengan kode ticker BBNI ini (bank only) naik 1,61% yoy menjadi Rp 590,84 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Pada periode yang sama tahun lalu, BNI menyalurkan kredit sebesar Rp 581,49 triliun.

Sementara, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI secara individual tercatat mencapai Rp 693,18 triliun, turun 4,99% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, per 31 Maret 2022, total aset BNI secara bank only sebesar Rp 908,46 triliun, dari kuartal I tahun 2021 yang mencapai Rp 941,21 triliun.

Adapun, total ekuitas bank only naik 2,01% secara tahunan menjadi Rp 121,85 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular