Analisis

Kinerja Ciamik Abis! 4 Raksasa Bank RI jadi Idola Investor

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
25 February 2022 11:45
kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian
Foto: kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)/BRI

BRI membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 31,06 triliun secara konsolidasian.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, laba bersih tersebut meningkat 66,53% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 18,65 triliun.

Sedangkan, secara individual (bank only), BRI mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp 32,21 triliun per Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 18,35 triliun, atau meningkat 75,53%.

Meningkatnya perolehan laba bersih perseroan sejalan dengan meningkatnya pendapatan bunga menjadi sebesar Rp 143,52 triliun pada akhir 2021 dari tahun sebelumnya Rp 135,76 triliun.

Adapun, beban bunga tercatat sebesar Rp 29,43 triliun dari tahun sebelumnya Rp 42,18 triliun. Sehingga, secara konsolidasian, pendapatan bunga bersih emiten bank bersandi BBRI ini senilai Rp 114,09 triliun, naik sebesar 21,91% dari sebelumnya Rp 93,58 triliun.

Sepanjang tahun 2021, perseroan menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 994,41 triliun, naik 5,36% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 943,79 triliun.

Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya total aset perseroan menjadi Rp 1.678 triliun per akhir Desember 2021 dari tahun sebelumya Rp 1.610 triliun.

Dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross perseroan tercatat mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2021 di level 2,98% menjadi 3,08%. Sedangkan, NPL net sedikit mengalami perbaikan dari 0,80% menjadi 0,70%.

Sementara itu, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) BBRI tercatat tumbuh 6,89% pada Desember 2021 dari tahun sebelumnya 6% dengan rasio simpanan terhadap pinjaman atau loan to deposit ratio/LDR) di level 83,67% pada Desember 2021, tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya di level 83,66%.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)/BCA

BCA melaporkan laba bersih sebesar Rp 31,4 triliun sepanjang 2021, tumbuh 15,8% year-on-year (YoY) dari laba bersih tahun 2020.

"Menurut Bapak Jahja [Dirut BCA], kami mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengendalikan pandemi dan memberikan paket stimulus. BCA mendukung momentum pemulihan ekonomi," ujar EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA Hera F Haryn dalam konferensi pers, Kamis (27/1/2022).

BCA dan entitas anak menutup tahun 2021 dengan total kredit yang tumbuh 8,2% yoy, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.

Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3% YoY mencapai Rp 286,5 triliun di Desember 2021, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2% YoY menjadi Rp 97,5 triliun. Kredit komersial dan UKM juga naik 4,8% YoY menjadi Rp 195,8 triliun.

Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4% YoY menjadi Rp36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% YoY menjadi Rp11,8 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 5,1% YoY menjadi Rp148,4 triliun.

Capaian ini mendukung dana giro dan tabungan (CASA) naik 19,1% yoy di Desember 2021. Pertumbuhan dana dan kredit disertai dengan peningkatan kualitas aset, sehingga biaya provisi tercatat menurun 19,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6% di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.

Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik 16,1% YoY menjadi Rp975,9 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2% YoY mencapai Rp1.228,3 triliun.

Asal tahu saja, BBCA dan BBRI merupakan penguasa pasar saham RI dengan kapitalisasi pasar terbesar pertama dan kedua di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Rp 986,20 triliun dan Rp 671,41 triliun. 

Baca halaman selanjutnya >>>

(adf/adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular