Yes! Saham BBCA Balik ke Rp 8.000, BBNI & BMRI Nyusul Nih?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
23 February 2022 18:35
kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian
Foto: kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan raksasa Tanah Air mengalami kenaikan saham yang signifikan tahun 2022.

Dalam dua bulan pertama empat bank kakap RI mencatatkan kinerja saham yang gemilang. Kenaikan tertinggi dibukukan oleh Bank BNI (BBNI) yang melonjak 17,84% sejak awal tahun disusul oleh Bank Mandiri (BMRI) dengan kenaikan 11,70%.

Ada dua emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar meski kenaikannya belum mencapai dua digit, pertumbuhannya masih sangat menggembirakan. Bank BCA (BBCA) dan Bank BRI (BBRI) masing-masing naik 9,90% dan 7,18%.

Selain itu harga saham BBCA, BMRI dan BBNI juga mendekati level pra-pandemi atau rekor harga tertinggi. Di awal pandemi bursa kinerja saham di bursa RI terpangkas dalam, termasuk emiten perbankan.

Pada penutupan perdagangan Rabu (23/2), saham BBCA menyentuh level penutupan tertinggi dan untuk pertama kalinya ditutup menembus Rp 8.050 per saham. Sementara itu dua perbankan lain juga berada dekat level Rp 8.000 per saham.

Bank Mandiri tercatat ditutup di level Rp 7.875 per saham, yang mana awal Februari 2020 saham ini diperdagangkan di harga Rp 7.900 per saham. Sementara BBNI ditutup di harga Rp 7.925, adapun awal tahun 2020, saham ini diperdagangkan di level Rp 7.500-an dan tahun 2018 sempat nyaris menyentuh Rp 10.000/saham.

Kenaikan saham bank kakap tahun ini salah satunya didorong oleh investor asing ramai-ramai masuk dan memborong saham empat emiten perbankan terbesar di Indonesia.

Tahun ini asing tampaknya rajin masuk ke pasar modal RI di tengah kondisi The Fed dan bank sentral utama dunia lain yang akan menaikkan suku bunga. Sejak hari perdana perdagangan bursa tahun 2022. Investor asing terlihat rajin mengoleksi saham-saham big cap, dengan saham perbankan merupakan pilihan teratas.

Rajinnya asing masuk ke emiten perbankan salah satunya tentu didorong oleh kinerja ciamik para bank raksasa tersebut sepanjang 2021, ekspektasi peningkatan dividen akibat pertumbuhan laba bersih bank yang signifikan tampaknya ikut menjadi alasan aksi borong investor.

Sepanjang tahun lalu, kinerja tiga bank BUMN plus bank milik Grup Djarum BCA terbilang moncer di tengah perekonomian sedang berusaha pulih dari dampak pagebluk Covid-19.

Secara total, laba bersih tiga bank pelat merah mencapai Rp 68,30 triliun, sedangkan apabila dikombinasikan dengan laba BBCA nilainya nyaris mencapai Rp 100 triliun. BBRI dan BBCA mencatatkan nominal laba terbesar, sementara itu BBNI dan BMRI memimpin pertumbuhan laba dengan catatan kenaikan laba masing-masing sebesar 288,36% dan 79,58%.

Dengan perolehan laba yang jumbo tersebut, diharapkan angka dividen ikut terkerek naik. Apalagi mengingat sejak 2018, keempat bank yang disebutkan di atas tercatat tidak pernah absen menebar dividen tunai.

Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) pun tergolong tinggi, dengan BRI konsisten di atas angka 50% sejak tahun 2018, bahkan tahun lalu angkanya menyentuh 65,50%. Sementara itu DPR BBCA berada di kisaran 32-48%, Bank Mandiri di rentang 50-60% dan Bank BNI konsisten di angka 25%.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Besar Profit Taking, Sinyal Asing Mulai Kabur?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular