
Dow Futures Anjlok 700 poin Imbas Konflik Rusia Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures)indeks bursa Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Kamis (24/2/2022), di tengah serangan Rusia ke Ukraina berlangsung.
Kontrak futures indeks Dow Jones turun 727 poin atau 2,1%. Kontrak serupa indeks S&P 500 anjlok 2% dan akan terus terkoreksi lebih dalam. Nasdaq jatuh sebesar 2,6%, melayang di sekitar level bear market (kondisi pasar saham di mana harga saham sedang mengalami tren melemah).
Sementara itu, harga minyak dunia melonjak, di mana acuan kontrak harga di West Texas Intermediate naik 8,6% dan melampaui US$100/barel. Acuan global minyak brent naik 8,75% ke US$ 105,31/barel yang melampaui US$100 untuk pertama kali sejak 2014. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke 1,87%, di mana investor beralih ke aset safe haven.
Saham perbankan turun, di mana Bank of America anjlok 4% dan Bank of New York Mellon jatuh 6,3% di pra-perdagangan. Perusahaan yang sensitive secara ekonomi juga terpukul, di antaranya Deere dan Delta Air turun 5% dan kapal operator Carnival melemah 6,2%. Perusahaan energi termasuk yang untung di tengah kenaikan harga, saham Devon Energy naik 5% dan Chevron naik 4,2%. Harga emas naik 3,2% ke US$1,970 per troy ounce. Bitcoin paling terpukul karena turun hampir 6,5% ke US35.207,50.
Pergerakan itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow akan meluncurkan aksi militer ke Ukraina. Beberapa menit setelah pengumuman, NBC News melaporkan adanya ledakan yang terdengar di Kyiv.
Presiden AS Joe Biden mengutuk serangan tersebut dan mengatakan bahwa dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia.
"Hanya Rusia yang bertanggungjawab untuk kematian dan kerusakan dari serangan yang dibawanya, AS dan negara sekutunya akan merespon dengan kompak dan tegas," tambahnya dikutip dari CNBC International.
Berita tersebut muncul setelah pasar dunia suram di AS karena para investor cemas dengan konflik Rusia - Ukraina yang sedang berlangsung.
Kemarin, indeks Dow Jones turun sebanyak 464 poin atau 1,3%. Indeks S&P 500 jatuh 1,8%, menuju koreksi yang dalam dan berakhir anjlok 12% yang menjadi rekor penurunan terendah sejak 3 Januari lalu. Indeks Nasdaq terkoreksi 2,6%.
Saham-saham sedang berjuang sekarang ini karena proyeksi kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih ketat telah merusak sentimen investor.
"Volatilitas pasar adalah normal, tapi penurunan yang kita lihat sejauh ini lebih kecil dari yang kita prediksikan, karena adanya fundamental yang kuat dan harus terus berlanjut," tutur Ketua Investasi Commonwealth Financial Netwwork Brad McMillan.
Musim rilis kinerja keuangan akan dihiasi oleh beberapa perusahaan besar seperti Anhuser-Busch (perusahaan pembuatan bir), Alibaba, Discovery, dan Moderna yang dijadwalkan akan merilis neraca keuangannya sebelum pembukaan perdagangan hari ini. Sementara itu, Coinbase, Block, Dell, Etsy, dan Beyond Meat akan merilis neraca keuangannya setelah perdagangan ditutup hari ini.
Investor masih menunggu rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) dan angka pengangguran sebelum perdagangan dibuka dan data penjualan rumah baru akan dirilis pada pagi hari waktu setempat hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?