Wall St. 'Kebakaran'! Asing Borong Saham RI, IHSG ke 7.000?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 February 2022 08:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing masih getol memborong saham di dalam negeri, alhasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menguat 0,84% ke 6.920,056 Rabu kemarin. Penguatan IHSG terjadi bersama bursa utama Asia lainnya, padahal tensi geopolitik antara Rusia dengan Ukraina yang turut melibatkan Amerika Serikat dan Negara Barat sedang panas-panasnya.

Kemarin, aksi beli bersih (net buy) investor asing tercatat sebesar sebesar Rp 862 miliar. Dalam dua hari pertama pekan ini, net buy tercatat sekitar Rp 1,4 triliun, dan dalam 2 minggu sebelumnya Rp 10 triliun.

Fundamental perekonomian Indonesia yang semakin membaik bisa jadi membuat investor asing terus mengalirkan modalnya ke Indonesia. Tidak seperti negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) begitu juga negara-negara di Eropa, inflasi di Indonesia masih rendah.

Di bulan Januari, inflasi di Indonesia dilaporkan tumbuh 2,18% year-on-year (yoy), bandingkan dengan Amerika Serikat yang sebesar 7,5% (yoy).

Selain itu, ditopang kenaikan harga komoditas neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus 21 bulan beruntun, dan membantu transaksi berjalan Indonesia membukukan surplus sebesar US$ 1,4 miliar atau 0,4% dari produk domestik bruto (PDB) di kuartal IV-2021, lebih rendah dari kuartal sebelumnya US$ 5 miliar (1,7% dari PDB) di tiga bulan sebelumnya.

Sepanjang 2021, surplus transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 3,3 miliar (0,3% dari PDB). Kali terakhir transaksi berjalan mencatat surplus secara tahunan yakni pada 2011 lalu.

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial bagi pergerakan rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil.

Dengan surplus tersebut, stabilitas nilai tukar rupiah akan lebih terjaga yang bisa memberikan kenyamanan investor asing berinvestasi di dalam negeri. Kerugian akibat fluktuasi kurs bisa diminimalisir, begitu juga rendahnya inflasi.

Di tahun ini, transaksi berjalan memang diperkirakan akan kembali defisit, tetapi tidak akan sebesar sebelumnya.

Kemudian, pemerintah juga sudah menegaskan tidak akan lagi melakukan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sehingga roda perekonomian bisa berjalan lebih kencang.

Hal ini membuat aliran modal asing terus masuk ke Indonesia, dan bisa menjadi penopang berlanjutnya penguatan IHSG menuju 7.000 pada perdagangan Kamis (24/2).

Meski untuk mencapai level tersebut tidak akan mudah sebab sentimen pelaku pasar masih terpengaruh eskalasi tensi geopolitik yang melibatkan Rusia dengan Ukraina serta menyeret Amerika Serikat (AS) dan Negara Barat lainnya.

Peningkatan tensi tersebut membuat bursa saham AS (Wall Street) kembali "kebakaran" pada perdagangan Rabu waktu setempat. Indeks Dow Jones jeblok 1,38% ke 33.131,76 yang merupakan level terendah di tahun ini. S&P 500 merosot 1,84% dan Nasdaq ambrol nyaris 2,6%.

Pada perdagangan Selasa Wall Street juga jeblok, tetapi investor asing masih getol memborong saham di dalam negeri yang membuat IHSG mampu melesat dan mencatat rekor penutupan perdagangan tertinggi sepanjang masa.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Analisis Teknikal

Secara teknikal, penguatan IHSG di pembukaan perdagangan membuatnya membentuk celah (gap). Ketika membentuk gap biasanya suatu aset akan bergerak menutupnya. Hal ini berisiko membuat IHSG memangkas penguatan lagi, bahkan tidak menutup kemungkinan berbalik melemah.

Apalagi melihat indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam berada di wilayah jenuh beli (overbought).

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran 6.900, jika ditembus IHSG akan turun ke 6.870. Penembusan ke bawah level tersebut berisiko membawa IHSG turun menuju 6.850 hingga 6.840 dan menutup gap yang terjadi kemarin.

Sebaliknya selama bertahan di atas support IHSG berpeluang menguat dan mencapai target pola Rectangle di 6.950, bahkan bisa lebih tinggi lagi menuju 7.000.

IHSG di awal pekan ini hampir mencapai target penguatan pola Rectangle yang dibentuk sejak Oktober lalu.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Batas atas pola ini berada di kisaran 6.735, dan batas bawah pola Rectangle berada di kisaran 6.510, artinya ada jarak sekitar 215 poin dari level tersebut ke batas atas.
Selama bertahan di atasnya, target penguatan IHSG sebesar 215 poin ke 6.950.

IHSG juga berada di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100 dan MA 200 pada grafik harian.

Selama mampu bertahan di atas tiga MA tersebut, berlanjutnya penguatan IHSG ke depannya masih terbuka lebar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular