
Wall St. 'Kebakaran'! Asing Borong Saham RI, IHSG ke 7.000?

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing masih getol memborong saham di dalam negeri, alhasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menguat 0,84% ke 6.920,056 Rabu kemarin. Penguatan IHSG terjadi bersama bursa utama Asia lainnya, padahal tensi geopolitik antara Rusia dengan Ukraina yang turut melibatkan Amerika Serikat dan Negara Barat sedang panas-panasnya.
Kemarin, aksi beli bersih (net buy) investor asing tercatat sebesar sebesar Rp 862 miliar. Dalam dua hari pertama pekan ini, net buy tercatat sekitar Rp 1,4 triliun, dan dalam 2 minggu sebelumnya Rp 10 triliun.
Fundamental perekonomian Indonesia yang semakin membaik bisa jadi membuat investor asing terus mengalirkan modalnya ke Indonesia. Tidak seperti negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) begitu juga negara-negara di Eropa, inflasi di Indonesia masih rendah.
Di bulan Januari, inflasi di Indonesia dilaporkan tumbuh 2,18% year-on-year (yoy), bandingkan dengan Amerika Serikat yang sebesar 7,5% (yoy).
Selain itu, ditopang kenaikan harga komoditas neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus 21 bulan beruntun, dan membantu transaksi berjalan Indonesia membukukan surplus sebesar US$ 1,4 miliar atau 0,4% dari produk domestik bruto (PDB) di kuartal IV-2021, lebih rendah dari kuartal sebelumnya US$ 5 miliar (1,7% dari PDB) di tiga bulan sebelumnya.
Sepanjang 2021, surplus transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 3,3 miliar (0,3% dari PDB). Kali terakhir transaksi berjalan mencatat surplus secara tahunan yakni pada 2011 lalu.
Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial bagi pergerakan rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil.
Dengan surplus tersebut, stabilitas nilai tukar rupiah akan lebih terjaga yang bisa memberikan kenyamanan investor asing berinvestasi di dalam negeri. Kerugian akibat fluktuasi kurs bisa diminimalisir, begitu juga rendahnya inflasi.
Di tahun ini, transaksi berjalan memang diperkirakan akan kembali defisit, tetapi tidak akan sebesar sebelumnya.
Kemudian, pemerintah juga sudah menegaskan tidak akan lagi melakukan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sehingga roda perekonomian bisa berjalan lebih kencang.
Hal ini membuat aliran modal asing terus masuk ke Indonesia, dan bisa menjadi penopang berlanjutnya penguatan IHSG menuju 7.000 pada perdagangan Kamis (24/2).
Meski untuk mencapai level tersebut tidak akan mudah sebab sentimen pelaku pasar masih terpengaruh eskalasi tensi geopolitik yang melibatkan Rusia dengan Ukraina serta menyeret Amerika Serikat (AS) dan Negara Barat lainnya.
Peningkatan tensi tersebut membuat bursa saham AS (Wall Street) kembali "kebakaran" pada perdagangan Rabu waktu setempat. Indeks Dow Jones jeblok 1,38% ke 33.131,76 yang merupakan level terendah di tahun ini. S&P 500 merosot 1,84% dan Nasdaq ambrol nyaris 2,6%.
Pada perdagangan Selasa Wall Street juga jeblok, tetapi investor asing masih getol memborong saham di dalam negeri yang membuat IHSG mampu melesat dan mencatat rekor penutupan perdagangan tertinggi sepanjang masa.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Analisis Teknikal