Perang Dimulai, Harga CPO Turun Tipis.. Tren ke Depan Gimana?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
23 February 2022 09:50
Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) turun pada hari ini, Rabu (23/2/2022), setelah kemarin harga CPO sempat naik.

Mengacu kepada data Refinitiv, pada pukul 07:10 WIB, harga CPO dibanderol di level MYR 5.796/ton atau turun 0,75%.

Namun, Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO hari ini akan naik ke MYR 5.986/ton. Bahkan, gelombang 5 mungkin akan bergerak menuju MYR 6.100/ton.

Wang Tao menilai bahwa kenaikan tersebut bisa dipicu oleh kenaikan biji-bijian Amerika Serikat (AS) hingga harga CPO diperkirakan hari ini akan melonjak di atas MYR 5.868/ton dan naik ke MYR 5.986/ton.

cpo 23 feb 2022Source: Reuters

Pada grafik harian, titik resistance berada di MYR 5.821/ton dan sangat mungkin untuk menembus titik resistance tersebut dan naik ke kisaran MYR 5.932-6.112/ton. Tapi, jika harga CPO gagal naik dari gelombang 3, maka kemungkinan gelombang 5 ini akan berakhir di bawah MYR 6.112/ton.

cpo daily chartSource : Reuters

Kemarin, harga CPO berakhir di sesi penutupan perdagangan pada rekor tertinggi karena konflik Rusia-Ukraina memanas sehingga meningkatkan potensi hambatan pasokan minyak nabati di wilayah Laut Hitam. Kontrak minyak sawit acuan untuk pengiriman Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 3% menjadi MYR 5.845/ton (US$ 1.396,99/ton).

Mengacu kepada Reuters, meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina kemungkinan memaksa pembeli minyak gandung, minyak jagung, dan minyak biji bunga matahari untuk mencari alternatif lain.

Pada Selasa (22/2), Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Zuraida mengatakan bahwa Malaysia akan meningkatkan produksi CPO-nya dengan menambah pekerja asing, setelah produksinya sempat turun 5% karena pandemi Covid-19 di tahun lalu.

Ribuan pekerja asing berasal dari Bangladesh, India, dan Indonesia untuk mengejar permintaan minyak kelapa sawit yang terus meningkat.

"Malaysia akan dapat memasok CPO ke pasar luar negeri ketika kekurangan tenaga kerja diatasi, kami berencana membawa 32.000 pekerja asing," tutur Zuraida yang dikutip dari The Edge Markets.

Datuk Zuraida telah menggelar diskusi dengan Menteri Luar Negeri India V Muraleedharan dan membuat perjanjian jangka panjang tentang tenaga kerja di sektor perkebunan. Tidak hanya itu, Zuraida juga mengatakan bahwa ada peluang bagi perusahaan India dan Malaysia untuk mendirikan perusahaan bersama (joint ventures) di sektor minyak sawit.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Melesat, Harga CPO Mulai Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular