Rusia-Ukraina Kembali Tegang, Harga Nikel Dunia Melejit 1,3%!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia melesat pada perdagangan hari ini didorong oleh kekhawatiran atas gangguan pasokan Rusia karena konflik dengan Ukraina.
Pada Selasa (2/22/2022) pukul 13.50 WIB harga nikel tercatat US$ 24.650/ton, melejit 1,3% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan batal.
Hal ini ditegaskan seorang pejabat senior pemerintahan AS kepada wartawan Senin (21/2/2022) malam waktu setempat. Ini menyusul laporan intelijen yang mengatakan Rusia telah mengirimkan pasukan ke Ukraina Timur, pasca mengakui dua wilayah yang dikuasai pemberontak sebagai negara.
"Berdasarkan semua yang kami lihat di lapangan di daerah sekitar Ukraina di utara, di timur, di selatan, adalah bahwa Rusia terus mempersiapkan aksi militer yang dapat terjadi di masa mendatang. Berjam-jam atau berhari-hari," kata pejabat itu kepada wartawan tanpa disebutkan nama.
"Pemerintah tentu saja tidak dapat berkomitmen pada pertemuan di mana Rusia mengaku tidak akan mengambil tindakan militer tapi tampaknya mereka akan melakukannya."
Di sisi lain, Kremlin juga mengatakan "prematur" untuk menyelenggarakan KTT soal Ukraina, mempertemukan Biden dan Putin. Ini ditegaskan langsung juru bicara pemerintahan Putin, Dmitry Peskov.
"Masih terlalu dini untuk berbicara tentang rencana khusus untuk menyelenggarakan segala jenis KTT," katanya dikutipAFP.
"Tidak ada rencana konkret untuk pertemuan puncak presiden."
Amerika Serikat dan negara-negara Eropa telah mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia, produsen utama nikel dan aluminium, jika menginvasi Ukraina.
Sanksi ini yang menurut Alastair Munro, seorang pialang di Marex, yang akan memperburuk pasokan nikel di pasar.
Asal tahu saja, Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 280.000 ton pada tahun 2020, mengacu data Statista. Sehingga pengaruhnya besar terhadap pergerakan harga nikel dunia.
(ras/ras)