Toyota Pangkas Produksi Mobil, Awas Harga Karet Rawan Longsor
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia menguat pada perdagangan hari ini didukung oleh pasokan yang ketat di Thailand, produsen karet alam utama dunia. Meski demikian, prospek karet 'mendung' karena penurunan produksi mobil oleh Toyota.
Pada hari Selasa (24/5/2022) harga karet yang diperdagangkan di bursa berjangka Jepang ditutup di JPY 246,6/kg, naik 0,74% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Para pelaku pasar melihat lagi gangguan cuaca di Thailand yang membuat pasokan ketat dan membuat harga menguat.
"Hujan turun di Thailand selama dua minggu terakhir dan banjir bandang terjadi di mana-mana, terutama di wilayah Timur Laut di mana sebagian besar perkebunan karet berada," kata seorang pelaku yang berbasis di Singapura.
"Kami masih mendengar hujan lebat di beberapa bagian Thailand," kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura. "Sehingga harga bahan baku terutama lateks masih tinggi," kata seorang pelaku pasar lainnya.
Thailand adalah produsen terbesar di dunia dengan produksi 4,37 juta ton karet alam pada tahun 2020, berdasarkan data Statista sehingga produksi yang terancam 'seret' mempengaruhi harga karet.
Sementara dari sisi permintaan produsen mobil terbesar dunia, Toyota Motor Corp, berencana memangkas produksi mobil global. Toyota akan memangkas rencana produksi globalnya sekitar 100.000 menjadi sekitar 850.000 kendaraan pada Juni karena kekurangan semikonduktor.
Pabrik mobil asal Jepang itu juga mengumumkan penangguhan operasi pabrik karena kekurangan pasokan dan lockdown di Shanghai. Penangguhan tambahan akan berlangsung hingga lima hari.
Hal ini dapat mempengaruhi permintaan karet global. Sebab sektor otomotif adalah konsumen utama karet.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)