
Harga Nikel Rekor, Saham ANTM-TINS Cs 'To The Moon'!

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas harga saham nikel kembali melesat pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (21/2/2022), di tengah harga nikel dunia mengukir rekor tertinggi sejak satu dekade silam.
Berikut saham-saham nikel yang menguat, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.28 WIB.
Central Omega Resources (DKFT), naik 12,28%, ke Rp 128/saham
PAM Mineral (NICL), naik 3,90%, ke Rp 80/saham
Harum Energy (HRUM), naik 3,29%, ke Rp 11.000/saham
Aneka Tambang (ANTM), naik 2,39%, ke Rp 2.140/saham
Timah (TINS), naik 1,39%, ke Rp 1.460/saham
Trinitan Metals and Minerals (PURE), naik 1,30%, ke Rp 78/saham
Pelat Timah Nusantara (NIKL), naik 0,54%, ke Rp 930/saham
Menurut data di atas, saham DKFT melonjak 12,28%, tertinggi di antara yang lainnya. Saham DKFT melanjutkan kenaikan 2,70% pada Jumat pekan lalu (18/2).
Saham NICL juga naik 3,90% pagi ini, setelah menguat 2,67% pada Jumat.
Duo saham emiten BUMN, ANTM dan TINS juga masing-masing naik 3,29% dan 1,39%. Dalam sepekan, kedua saham tersebut sudah menguat secara berturut-turut 12,70% dan 4,66%.
Pada Jumat (18/2), harga nikel di London Metal Exchange (LME) tercatat US$ 24.144/ton, merupakan level tertinggi setidaknya sejak Mei 2011.
Dengan ini, sejak awal tahun (ytd), harga nikel sudah melambung 16,32%.
Harga nikel dunia menguat setelah adu tembak dan pernyataan Biden soal perang yang bisa terjadi kapan saja membuat investor cemas akan persediaan nikel dunia yang sudah menipis.
Maklum, Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 280.000 ton pada tahun 2020, mengacu data Statista. Sehingga memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga nikel dunia.
Sebelumnya, terjadi kontak senjata antara tentara Ukraina dengan kelompok separatis pro-Rusia kemarin pagi. Konflik Ukraina dengan kelompok ini sudah terjadi bertahun-tahun, tetapi sangat mungkin dijadikan salah satu alasan oleh Rusia untuk masuk ke Ukraina.
Melansir Reuters, baik pemerintah maupun pemberontak saling menuduh masing-masing telah menembak melintasi garis gencatan senjata.
"Beberapa provokasi direncanakan hari ini, kami memperkirakan dan mengira bahwa perang telah dimulai," kata seorang penduduk desa Stanytsia Luhanska, Dmytro.
Hal ini semakin menimbulkan kekhawatiran Barat akan potensi serangan Rusia ke Ukraina. Sebelumnya, AS dan NATO menuding Rusia bersiap melakukan invasi dengan menempatkan 100.000 lebih pasukan di perbatasan Ukraina, meski Moskow membantah dan meluncurkan sejumlah foto dan video monarki pasukan.
Selain itu, Amerika Serikat (AS) juga masih meyakini bahwa Moskow akan segera menyerang Ukraina dalam beberapa hari ke depan. Sekarang negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu tinggal mencari alasan yang tepat untuk itu.
"Kami meyakini bahwa mereka (Rusia) akan segera melakukan operasi jika sudah ada alasan. Setiap laporan yang kami miliki adalah mereka bersiap pergi ke Ukraina dan menyerang Ukraina. Perasaan saya ini akan terjadi dalam beberapa hari ke depan," tegas Joseph 'Joe' Biden, Presiden AS, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Nikel Rekor, Saham Produsennya to The Moon