
Biden Yakin Putin Akan Invasi Ukraina, Emas Kembali Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan geopolitik di Eropa Timur dan potensi kenaikan suku acuan AS oleh The Fed masih menjadi pembahasan utama di pasar emas dunia. Akan tetapi, banyak dari analis menyebut prospek emas masih tetap bullish dengan logam mulia ini sedang menguji di level US$ 1.900 per ounce.
Melansir Refinitv, hari ini, Minggu (19/2) pukul 13.00 WIB harga emas spot diperdagangkan di level US$ 1897,86 per troy ounce. Dalam sepekan ini emas dunia juga tercatat mengalami kenaikan.
Sebelumnya pada hari Selasa (15/2) lalu harga emas sempat ambrol akibat meredanya ketegangan di Eropa Timur setelah Rusia menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina. Namun, tensi panas sepertinya masih belum berakhir yang membuat harga emas dunia kembali melesat.
Selasa lalu, Rusia mengumumkan menarik pasukannya setelah menyelesaikan latihan perang, emas pun jeblok hingga 0,92%.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengonfirmasi kalau Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik tentara dan prasarana dan sarana pendukung dari perbatasan Ukraina. Hal itu disampaikan Putin dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow, kemarin.
Putin mengatakan, Rusia "tentu saja" tidak menginginkan perang. Menurut dia, Rusia siap mencari solusi dengan Barat Akan tetapi AS malah menyebut sebaliknya dan menuding bahwa jumlah tertara Rusia di dekat perbatasan malah bertambah.
Keyakinan Washington bahwa Moskow akan segera menyerang Ukraina dalam beberapa hari ke depan kembali membuat harga emas dunia menguat. Bahkan Presiden Amerika Serikat (AS) meyakini bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan untuk menginvasi Ukraina.
Sementara itu, Rusia membantah rencana untuk menyerang Ukraina dan menggambarkan kekhawatiran global sebagai "histeria."
Pembaharuan sepotong-sepotong pada situasi geopolitik di Ukraina menjaga investor dalam suasana risk-off dan meninggalkan aset berisiko untuk berlindung pada aset yang relatif lebih aman seperti emas.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 40,5% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Probabilitas tersebut mengalami penurunan dari 58% hari sebelumnya, bahkan pada pekan lalu lebih dari 90%.
Pasar kini melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan probabilitas sebesar 59,5%.
Perubahan tersebut terjadi setelah rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) yang menunjukkan akan segera menaikkan suku bunga dan mengurangi nilai neraca. Tetapi rilis tersebut dikatakan tidak se-hawkish ekspektasi pasar.
Ketika The Fed tidak agresif dalam menaikkan suku bunga, maka emas tentunya akan diuntungkan.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap! Emas Akan Bikin Kejutan di Tahun Ini, Baca nih...