Rusia Disebut Mau Perang, NATO Siapkan Pasukan, Emas Terbang!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 February 2022 09:00
Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melesat lagi pada perdagangan Rabu kemarin dan masih berlanjut pada hari ini, Kamis (17/2). Selasa lalu harga emas sempat ambrol akibat meredanya ketegangan di Eropa Timur setelah Rusia menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina. Namun, tensi panas sepertinya masih belum berakhir yang membuat harga emas dunia kembali melesat.

Melansir data Refinitiv, emas kemarin melesat 0,83% ke US$ 1.868/troy ons, dan pagi ini sempat naik ke US$ 1.871/troy ons.

Selasa lalu, Rusia mengumumkan menarik pasukannya setelah menyelesaikan latihan perang, emas pun jeblok hingga 0,92%.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengonfirmasi kalau Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik tentara dan prasarana dan sarana pendukung dari perbatasan Ukraina. Hal itu disampaikan Putin dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow, kemarin.

Putin mengatakan, Rusia "tentu saja" tidak menginginkan perang. Menurut dia, Rusia siap mencari solusi dengan Barat.

"Kami siap untuk bekerja sama lebih jauh. Kami siap untuk masuk ke jalur negosiasi," ujar Putin seperti dilansir AFP, Rabu (16/2/2022).

Namun, Amerika Serikat sepertinya tidak percaya begitu saja.

Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, mengungkapkan negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu malah menggerakkan lebih banyak pasukan ke perbatasan Ukraina dan tidak ada yang ditarik mundur.

"Itulah apa yang Rusia bilang, dan inilah yang Rusia lakukan. Kami belum melihat adanya pasukan yang ditarik mundur. Kami masih melihat pasukan bergerak menuju perbatasan, bukan menjauhi perbatasan," tegas Blinken dalam wawancara dengan MSNBC.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pun bergerak. Intelijen senior membisikkan kepada Reuters bahwa NATO sedang menyiapkan unit tempur di sejumlah negara Eropa Tengah dan Tenggara seperti Rumania, Bulgaria, Hungaria, dan Slowakia.

Sang intel menyebut bahwa latihan militer Rusia semakin intensif dan hampir mencapai puncak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi serangan pada bulan ini tetap tinggi.
"Rusia masih bisa sewaktu-waktu menyerang Ukraina. Tanpa peringatan," katanya.

Jadi, walau sekarang sedikit mereda tetapi risiko meletusnya Perang Dunia III belum sepenuhnya terhapus. Rusia masih mungkin menginvasi Ukraina kapan saja.

"Apa yang kita lihat adalah mereka (Rusia) malah menambah pasukan. Sejauh ini tidak ada de-eskalasi," tegas Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO, seperti diwartakan Reuters.

Alhasil, emas yang merupakan aset safe haven kembali menguat. Apalagi, pasar kini melihat bank sentral AS (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga 50 basis poin di bulan depan.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 40,5% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Probabilitas tersebut mengalami penurunan dari 58% hari sebelumnya, bahkan pada pekan lalu lebih dari 90%.

Pasar kini melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan probabilitas sebesar 59,5%.

Perubahan tersebut terjadi setelah rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) yang menunjukkan akan segera menaikkan suku bunga dan mengurangi nilai neraca. Tetapi rilis tersebut dikatakan tidak se-hawkish ekspektasi pasar.

Ketika The Fed tidak agresif dalam menaikkan suku bunga, maka emas tentunya akan diuntungkan.

Meski demikian, untuk menguat lebih jauh emas perlu menembus resisten di kisaran US$ 1.872 - US$ 1.879, menurut analisis teknikal Reuters Wang Tao.

xauFoto: Refinitiv

Selasa lalu emas gagal melewati resisten tersebut dan akhirnya berbalik turun, sehingga melengkapi gelombang c.

xauFoto: Refinitiv

Meski risiko koreksi cukup besar secara teknikal, tetapi Wang Tao menyebut tren bullish (kenaikan) masih tetap bertahan selama bergerak di dalam pola Channel Up.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan Emas Hari Ini: Siapkan Mental, Harga Bakal Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular