Perang Masih Bisa Meletus Kapan Saja, Harga Tembaga Ambyar

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 17/02/2022 13:10 WIB
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga anjlok pada perdagangan jelang siang hari ini setelah kabar yang mengatakan perang antara Rusia dan Ukraina masih bisa meletus sewaktu-waktu.

Pada Kamis (17/2/2022) pukul 11.05 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.823/ton, turun 1,70% dibandingkan dengan posisi kemarin.


Selasa lalu, Rusia mengumumkan menarik pasukannya setelah menyelesaikan latihan perang.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengonfirmasi kalau Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik tentara serta prasarana dan sarana pendukung dari perbatasan Ukraina. Hal itu disampaikan Putin dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow.

Saat itu, Putin mengatakan, Rusia "tentu saja" tidak menginginkan perang. Menurut dia, Rusia siap mencari solusi dengan Barat.

Namun, Amerika Serikat sepertinya tidak percaya begitu saja.

Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, mengungkapkan bahwa Rusia malah menggerakkan lebih banyak pasukan ke perbatasan Ukraina dan tidak ada yang ditarik mundur seperti yang dikabarkan sebelumnya.

"Itulah apa yang Rusia bilang, dan inilah yang Rusia lakukan. Kami belum melihat adanya pasukan yang ditarik mundur. Kami masih melihat pasukan bergerak menuju perbatasan, bukan menjauhi perbatasan," tegas Blinken dalam wawancara dengan MSNBC.

Intelijen senior membisikkan kepada Reuters bahwa NATO sedang menyiapkan unit tempur di sejumlah negara Eropa Tengah dan Tenggara seperti Rumania, Bulgaria, Hungaria, dan Slowakia.

Sang intel menyebut bahwa latihan militer Rusia semakin intensif dan hampir mencapai puncak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi serangan pada bulan ini tetap tinggi.

"Rusia masih bisa sewaktu-waktu menyerang Ukraina. Tanpa peringatan," katanya.

Jadi, walau sekarang sedikit mereda tetapi risiko meletusnya Perang Dunia III belum sepenuhnya terhapus. Rusia masih mungkin menginvasi Ukraina kapan saja.

Jika perang dunia meletus, dampaknya akan menghancurkan ekonomi, baik bagi pihak yang sedang berperang maupun dunia, melihat negara yang terlibat adalah poros ekonomi dunia.

Hal ini menjadi sentimen negatif bagi tembaga sebagai komoditas yang seringkali dipakai sebagai indikator pertumbuhan ekonomi dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siasat Bisnis Es Krim Laris Manis Saat Ekonomi Bergejolak