
Bank Sentral Inggris Ramal Inflasi Bulan April di Atas 7%

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi di Inggris bulan lalu telah naik pada tingkat tahunan tercepat dalam hampir tiga dekade, hal ini memberikan tekanan pada Bank of England (BOE) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan.
Bank sentral Inggris telah menaikkan suku bunga sebanyak dua kali dalam beberapa bulan terakhir dan menjadi bank sentral utama dunia yang paling cepat mengambil keputusan untuk mengekang harga yang melonjak karena kekurangan pasokan global dan biaya energi yang lebih tinggi.
Melonjaknya inflasi menghadirkan tantangan berat bagi para pembuat kebijakan di Inggris dan di negara lain. Mereka harus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi yang mengancam akan menyebar lebih jauh, tetapi tanpa menghentikan pemulihan ekonomi yang dapat mendorong ke jurang resesi.
Ancaman invasi Rusia ke Ukraina semakin memperkeruh pandangan para pembuat kebijakan, dengan risiko hal itu dapat lebih lanjut menaikkan harga energi.
Harga konsumen di Inggris meningkat 5,5% pada Januari 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ungkap Kantor Statistik Nasional Rabu (16/2) kemarin - tertinggi sejak Maret 1992. Pada bulan Desember, harga konsumen naik 5,4% dari tahun ke tahun.
Pakaian dan alas kaki sebagian besar berkontribusi pada kenaikan di bulan Januari, selain kenaikan biaya beberapa barang rumah tangga dan sewa.
Data terbaru kemungkinan akan memperkuat argumen untuk kenaikan suku bunga ketiga berturut-turut ketika BOE bertemu bulan depan. The Fed juga bergerak untuk memperketat kebijakan moneter setelah inflasi mencapai level tertinggi empat dekade lagi pada Januari, melaju ke tingkat tahunan 7,5%.
Di Inggris, inflasi akan mencapai puncaknya di atas 7% pada bulan April, menurut BOE, ketika harga pembelian gas yang lebih tinggi diteruskan ke konsumen.
Pada pertemuan terakhirnya, BOE mengisyaratkan pengetatan lebih lanjut kemungkinan akan diperlukan untuk membawa inflasi kembali ke target 2%.
BOE memperkirakan inflasi tahunan akan surut menjadi 5% pada awal tahun 2023.
Empat dari sembilan anggota panel penetapan suku bunga BOE memilih kenaikan suku bunga yang lebih besar daripada kenaikan 25 basis poin yang akhirnya mereka setujui, yang mencerminkan kekhawatiran bahwa inflasi merembes ke bagian lain ekonomi.
Pada level 0,5%, tingkat kebijakan BOE saat ini berada seperempat poin persentase di bawah level sebelum pandemi. Para ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan datang lebih lambat karena inflasi akan mereda selama tahun ini karena harga energi yang diperkirakan dapat pulih.
Meski kenaikan upah memperoleh momentum jelang akhir tahun lalu, rumah tangga Inggris menghadapi penurunan terbesar dalam pendapatan riil selama 30 tahun karena inflasi dan kenaikan pajak yang direncanakan di musim semi.
Hal tersebut diprediksi akan membebani pertumbuhan karena konsumen mengurangi pengeluaran.
Sepanjang tahun 2021 lalu, ekonomi Inggris tumbuh 7,5% - kinerja terkuat di antara negara-negara kaya terbesar di Group of Seven (G7). Setelah mengalami kemerosotan terbesar yakni terkontraksi 9,4% pada tahun 2020, ekonomi Inggris telah menanjak dan kembali ke ukuran pra-pandemi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(fsd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertama! Bank of England Naikkan Suku Bunga Acuan jadi 0,25%
