Internasional

Tiba-Tiba Bank Sentral Inggris Beri Warning, Sebut Bubble Pasar Saham

Thea Fathanah Abrar, CNBC Indonesia
09 October 2025 14:55
FILE PHOTO - A man talks on a mobile phone as people walk past the Bank of England, in London, Britain September 21, 2017. REUTERS/Mary Turner
Foto: REUTERS/Mary Turner

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank of England (BoE) tiba-tiba mengeluarkan peringatan keras soal potensi "bubble" di pasar saham, terutama pada perusahaan teknologi yang fokus pada kecerdasan buatan (AI). BoE menilai valuasi saham kini terlalu tinggi dan memperingatkan risiko "koreksi pasar tajam" jika optimisme terhadap AI meredup.

Dalam risalah rapat terbarunya, bank sentral Inggris menyebut valuasi ekuitas global kini mendekati level tertinggi sepanjang masa. Hal itu didorong oleh kinerja kuat emiten teknologi Amerika Serikat (AS) pada kuartal II-2025.

"Pangsa pasar lima anggota teratas S&P 500 mendekati 30%, lebih tinggi daripada titik mana pun dalam 50 tahun terakhir," tulis BoE dalam laporan tersebut, seperti dikutip CNBC International Kamis (9/10/2025).

"Valuasi perusahaan teknologi berbasis AI tampak sangat berlebihan, dan jika ekspektasi terhadap dampak AI berkurang, pasar bisa mengalami efek domino," tambah laporan tersebut.

BoE menegaskan bahwa pasar kini sangat rentan terhadap perubahan sentimen. Dengan ekspektasi pertumbuhan laba yang begitu tinggi, setiap penurunan optimisme di sektor AI berpotensi memicu aksi jual besar-besaran.

Selain valuasi tinggi, BoE juga menyoroti berbagai faktor eksternal yang memperbesar risiko. Ketegangan geopolitik, fragmentasi pasar keuangan global, hingga tekanan di pasar utang negara disebut turut menambah volatilitas.

"Kristalisasi risiko global semacam itu dapat berdampak material terhadap Inggris sebagai ekonomi terbuka dan pusat keuangan global," lanjut BoE.

Bank sentral itu juga memperingatkan hambatan terhadap kemajuan teknologi AI. Mulai dari keterbatasan daya listrik, pasokan data, hingga kendala rantai pasok komoditas, yang bisa memicu penilaian ulang atas ekspektasi pendapatan perusahaan teknologi.

Di sisi lain, sejumlah lembaga keuangan global mulai mengimbangi euforia AI dengan sikap hati-hati. Ketua bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed/Fed), Jerome Powell baru-baru ini juga memperingatkan soal aset yang "bernilai cukup tinggi", meskipun tanpa menyebut sektor tertentu.

Goldman Sachs menilai belum ada "bubble" nyata. Tetapi tetap menyarankan investor untuk "diversifikasi portofolio".

Sementara itu, tekanan juga datang dari pasar kredit swasta yang mulai goyah. Beberapa perusahaan seperti produsen mobil First Brands dan lembaga pembiayaan kendaraan Tricolor telah mengajukan kebangkrutan. Ketidakpastian politik di Prancis dan Jepang, serta kekhawatiran soal potensi intervensi Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed, makin memperburuk sentimen pasar.

"Perubahan lanskap risiko meningkatkan kemungkinan bahwa pasar belum sepenuhnya memperhitungkan hasil merugikan. Koreksi mendadak dapat terjadi jika salah satu risiko terkristalisasi," tegas BoE.

BoE memperingatkan, jika koreksi terjadi, dampaknya bisa menjalar ke rumah tangga dan bisnis di tengah beban biaya hidup dan pinjaman yang sudah tinggi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Modal RI Raup Dana Rp 56,06 Triliun Sepanjang JanuariApril 2025

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular