Pulih dari Koreksi 3 Hari, Kontrak Futures Bursa AS Kini Flat

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
16 February 2022 18:17
Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) at the end of the day's trading in Manhattan, New York, U.S., August 27, 2018. REUTERS/Andrew Kelly
Foto: REUTERS/Andrew Kelly

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak beragam pada perdagangan Rabu (16/2/2022) di tengah menunjukkan penurunan tensi antara Rusia dan Ukraina.

Kontrak futures indeks Dow Jones turun 30 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq bergerak stagnan.

Mayoritas indeks saham bergerak menguat pada perdagangan kemarin, membalikkan arah dari penurunan selama tiga hari beruntun. Indeks Dow Jones naik 422 poin atau 1,2%. Hal sama terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq yang menguat masing-masing sebesar 1,58% dan 2,5%.

 

Presiden AS Joe Biden membahas perkembangan terbaru antara Rusia dan Ukraina kemarin sore waktu setempat, mengulangi jika AS akan melindungi wilayah North Atlantic Treaty Organization (NATO).

"Jika Rusia menyerang, negara sekutu AS siap untuk memberikan sanksi yang kuat dan akan melemahkan kemampuan Rusia untuk bersaing secara ekonomi dan strategi," tutur Biden dikutip dari CNBC International.

Hal tersebut menjadi sentimen positif di Wall Street. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik di 2% yang mengindikasikan situasi risk-on (kondisi pasar sedang optimistis terhadap prospek perekonomian semakin membaik).

Sektor teknologi menjadi pemimpin kenaikan indeks S&P 500, sebanyak 9 dari 11 indeks sektoral mengalami kenaikan hari itu. Saham emiten utilitas dan energi berada di zona merah, turun masing-masing sebesar 0,6% dan 1,4%.

Perencana Pasar Senior Oanda Edward Moya mengatakan bahwa bursa saham AS berada di reli yang optimistis sebab tidak terlihat bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina pekan ini dan data Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) yang kuat, sehingga investor tidak yakin bawah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan agresif menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.

Departemen Tenaga Kerja AS merilis data penjualan harga grosir melonjak 1% di Januari mendorong kenaikan secara tahunan sebanyak 9.7%. Adanya inflasi yang tinggi, membuat investor menunggu rapat risalah The Fed dari rapat di Januari yang akan dirilis hari ini pukul 2 sore waktu setempat.

Ketua Dewan Perencana Investasi dan Pasar J.P Morgan Asset Management Michael Cembalest mengatakan bahwa data terbaru inflasi menunjukkan bahwa inflasi berada di teritori sementara. Setelah pada September sempat memfaktorkan kenaikan suku bunga sebanyak sekali, sekarang pasar memprediksikan kenaikan antara 6 hingga 7 kali tahun ini, dengan ekspektasi naik 50 basis poin (bp).

Penjualan ritel akan dirilis pada hari ini pukul 08:30 waktu setempat. Pasar memprediksikan adanya kenaikan sebesar 2,1% di Januari, walaupun sempat merosot 1,9% di Desember.

Musim rilis kinerja keuangan hari ini di antaranya dari Applied Materials (perusahaan produsen semikonduktor), Hyatt, AMC (perusahaan otomotif), Nvidia, dan Cisco Systems.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kontrak Berjangka AS Menguat Imbas Minyak Dunia Meroket

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular